Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 28 Desember 2011

Kita kadang butuh momentum

Akhir dan awal penanggalan dalam sebuah kalender setidaknya mengingatkan kita tentang berlalunya waktu…iya..waktu, dia berjalan terus… cuek tidak mau memperdulikan kita… soalnya kita kadang juga cuek dengan dia…
Kita sudah diberi kesempatan bertemu dengan waktu itu, namun kita tidak mampu memanfaatkannya dengan baik. Setiap detik dalam hidup kita sangatlah berharga, meski lagi..lagi kita tidak sering menyadarinya. Seperti ini, tak terasa kita sudah berada di akhir tahun 2011 dan Insya Allah akan bertemu dengan 2012. Ada harapan yang tercapai ada juga yang belum/tidak tercapai.
Saking pentingnya waktu..setiap detik itu kesempatan. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan seperti ini :
Untuk mengetahui berapa lama 1 tahun, bertanyalah pada pelajar yang tidak naik kelas
Untuk mengetahui berapa lama 1 bulan, bertanyalah pada ibu yang melahirkan bayi secara prematur
Untuk mengetahui berapa lama 1 minggu bertanyalah pada editor majalah mingguan
Untuk mengetahui berapa lama 1 hari bertanyalah pada buruh yang harus memberi makan 10 anaknya tiap hari
Untuk mengetahui berapa lama 1 jam bertanyalah pada sepasang suami istri yang menunggu untuk bertemu Untuk mengetahui berapa lama 1 menit bertanyalah pada orang yang ketinggalan kereta
Untuk mengetahui berapa lama 1 detik bertanyalah pada orang yang selamat dari kecelakaan
Untuk mengetahui berapa lama 1 milisecond bertanyalah pada pemenang kedua atlet lari cepat olimpiade

HUfth..rasanya kita perlu menyiapkan waktu buat diri kita sejenak, menciptakan momen semacam jeda dalam hidup ini untuk sejenak merenung. Kita sering menyebutnya introspeksi diri, evaluasi diri, refleksi, muhasabah atau apalah namanya. Pergantian tahun ini bisa menjadi salah satu momen, walaupun tahun masehi tak membawa makna historis bagi kita seorang muslim. Tapi tak apalah, yang penting tujuannya baik.

Momentum itu harus ada, karena kita mesti mengevaluasi apa yang telah kita lakukan selama setahun ini. Harus ada karena kita harus merekonstruksi ulang mimpi-mimpi, harapan, dan langkah-langkah apa yang akan kita lakukan kedepan. Bukankah Allah pernah berfirman dalam surah Al Hasyr (59:18) “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk menata hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kaian kerjakan”.
Di akhir tahun ini, coba kita duduk sejenak…dalam suasan hening malam setelah lail. Mencoba memutar kembali roda waktu kebelakang dalam pikiran dan ingatan kita Seperti apa wajah kita dalam rentang waktu yang telah diberikan Allah kepada kita Setekun apa kita menjalani ibadah baik yang berdimensi vertikal (Allah dengan hambannya) maupun yang berdimensi horisontal (amalan sosial sesama hamba Allah) Perilaku kita, apakah lebih banyak ingkar atau taat? Berapa syukur yang bisa kita ekspresikan? Semuanya… kita coba hisab, sebelum Allah menghisab kita, walaupun kita tidak mampu mengingat dan menghitung semuanya. Rasulullah saw pernah bersabda “Orang yang pandai adalah orang yang menghisab dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt".

Tapi jangan sampai menatap masa lalu kita berlebihan, baik karena merasa sesal ataupun berhasil. Merasa gagal yang berlebihan itu berbahaya, karena bisa membuat diri kita fatalis, putus asa. Mungkin ada segunung dosa dan kita merasa Allah tak akan mengampuninya, jika sudah begini, bukannya kita merasa dekat tapi malah menjauh dari Allah. Merasa bangga akan keberhasilan dan amalan juga tidak baik, itu justru akan menyeret kita pada keterlenaan, dan kesia-sian yang akan menjebak kita pada perasaan “cukup”. Betapa bahayanya jika seseorang sudah merasa cukup.

Setelah merenungi masa lalu…mari kita coba memutar roda kehidupan kita jauh kedepan. melihat masa depan yang masih misteri. Berjanji dalam diri untuk berubah lebih baik, merencanakan mimpi-mimpi, menyusun target capaian harapan dan merencanakan masa depan. Hidup harus berorientasi kedepan dengan belajar dan berkaca dari apa yang telah kita lewati.
Sehingga muhasabah selalu melibatkan masa lalu dan masa depan kita.

Namun kadang refleksi diri, muhasabah, bisa menjadi jebakan buat kita. Terutama jika yang muncul hanya berupa sensasi spiritual saja. Pada suatu waktu misalnya saat momentum jeda itu datang. Kita diberi kesadaran spiritual pada saat itu. Kita menemukan sisi jernih dari hidup kita. Kita sadari kesalahan kita. Betapa tidak konsistennya kita di jalanNya. Kita merasakan betapa tetes mata itu jatuh begitu nikmat. Kita merasa inilah puncak spiritualitas kita. Anehnya, setelah semua usai, berlalu pula kesadaran kita, seolah keimanan kita hanya berumur beberapa jam, beberapa hari saja. Kita pun kembali pada rutinas kita yang biasa. Kita mungkin biasa melihat/merasakan itu setelah mengikuti Training-training Spritual, atau setelah membaca buku-buku motivasi. Kita kadang hanya membuat kesadaran temporal buka permanen. Maka momentum itu semu. Titik balik itupun tidak tercipta. Maka menciptakan kesadaran, membuat komitmen diri, mengkonsistenkan amalan, menjadi salah satu kunci melahirkan kesadara itu tiap hari.
Momentum itu penting..tapi menjaga hasil momentum itu lebih penting.
Mari kawan luangkan waktu sejenak kita untuk bermuhasabah dan bermunajat di akhir tahun ini

catatan buat dirisendiri di akhir tahun

Kamis, 22 Desember 2011

Memahami...mencintainya...



Mungkin dia sosok yang paling dekat dengan kita
tapi kadang dekat pun..tak mampu kita pahami
tidak semua isyarat batinnya mampu kita baca
tidak semua kehendaknya kita mengerti
tidak semua maksudnya kita duga
padahal
dialah sumber motivasi
dialah pangkal keselamatan
dialah berkah kebahagiaan
dialah doa-doa yang diijabah
Ridho Allah seirama dengan ridhonya
Murka Allah juga seiring dengan murkanya
Seperti itulah IBU kita

maka memahami dia dengan sepenuh hati adalah wujud bakti
yang mungkin tidak sebanding dengan pengorbananya
mengirimkan doa buatnya, memenuhi kehendaknya adalah cerminan cinta kita kepadanya
demi mengharapkan keberkahan dan ridhonya

Semoga Ibu senantiasa diberi Kemulian dan keberkahan
Kesehatan, Keselamatan dunia Akhirat
Amiiin...

Jogja, 22 Desember 2011 (Hari Ibu)

Jumat, 16 Desember 2011

Inilah kita...



orang yang gelap yang sedang menunggu penerangan
orang lupa yang sedang menunggu peringatan
orang bodoh yang sedang menunggu pengajaran
orang gelisah yang sedang menunggu diturunkan ketenagan

Bukankah itu semua dalam KehendakNya
kenapa kita lupa untuk meminta, lupa bersyukur, lupa bersujud

Kuhadapkan muka dan jiwaku kepada zat yang mencipta langit dan bumi
dengan keadaan tunduk dan menyerahkan diri
dan aku bukanlah dari golongan kaum musyirikin
sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanya untuk Allah, Tuhan semesta Alam
(iftitah)

Jogja,Jumat 16122011

Rabu, 05 Oktober 2011

Munajat #24


Bila usia..
Dibawa masa untuk pergi
Hanya sekelip mata
Digulung shubuh.. ia pergi
Dilipat pagi.. ia berganti
Digeser siang.. ia berlalu
Dihapus senja.. ia berpacu
Didorong malam.. ia pun hilang

Bila usia..
Hanyalah titik-titik masa
Bagi sependar mimpi tuk berjaya
Melebur diri dengan visi misi membumi
Lupa akan kesementaraan hidup
Lalu lena dalam karya-karya semu
Mengejar apa.. yang berguna hanya untuk dunia
Melalai sinergi antara cahaya dunia.. dengan pendaran akhirat
Sedang hidup hanya sekejap
Khawatirnya..
Tiba-tiba terputus..
Sedang raga.. dan jiwa.. belum siap adanya


Bila usia..
Adalah kemaknaan
Ia menebar rahmat
Ketika tangan berbuat
Ia menghasil senyum di wajah-wajah lain
Ketika lisan berucap
Ia menyejuk hati keinsanan
Ketika ia melangkah
Pada tujuannya ia diharap
Dari tempat perginya ia dirindukan

Bila usia..
Maju terus..
Maka tak kan ia memandang kita lagi
Ia tak peduli
seberapa sesal yang menghinggapi
Ia hanya memenuhi titah dari Sang Penguasa Waktu
PERGI..!!
Maka ia akan pergi
Ia pula tak mendengar rintihan
Kala taubat telah terlambat
Ia terus maju
Hingga raga kita kosong

Bila usia itu dikembalikan..
Maka kesaksian
akan datang dari setiap sel diri
Mata berkata.. Yaa Allaah.. aku melihat ini.. ini.. dan ini
Kaki berkata.. Yaa Rabb.. aku melangkah kesini.. kesini.. dan kesini
Tangan berkata.. Yaa Maalik.. aku berbuat ini.. ini.. dan ini
Semua membanjiri kita dengan kejujurannya
Dan membungkam dusta dari lubang kata bersuara

Yaa Allaah.. jadikan waktu, adalah cahaya di tangan kami. Hingga dunia hanyalah udara yang kami hirup secukupnya. Sebanyak apa yang Engkau telah tetapkan. Dan sesuai dengan sesungguh apa ia kami usahakan. Lalu ia menetap di tangan kami. Dan jadikan hati, sebagai tempat kerinduan untuk berpulang dengan keindahan. Membawa sejarah kami dengan bangga. Sukses dalam keduniaan.. dan Berhasil dalam membangun indah istana di tanah keabadian.
Ijinkan kami memperbaiki diri menjadi lebih baik di sisa usia yang KAU berikan
mohon PetunjukMU
Amiiin yaa Rabbal’aalamiin..

Minggu, 31 Juli 2011

(sok) CERDAS

Berdiri menengadah
menantang langit
menganggap diri paling cerdas
mengklaim diri paling tahu
mengaku paling bijaksana
walau hanya bermodal setetes ilmu
di samudera pengetahuan Allah yang tak bertepi
Sungguh malu rasanya
saat perasaan itu melintas dalam hati
karena hadirnya perasaan itu adalah bukti
sebenar-benarnya bukti
bahwa jiwa pemiliknya terpenjara
bagai katak dalam tempurung kelapa

Sabtu, 16 Juli 2011

Life-Course Epidemiology


Life-course epidemiology (epidemiologi sepanjang hayat) adalah ilmu yang mempelajari efek jangka panjang paparan fisik dan sosial selama gestasi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa muda, dewasa tua, terhadap risiko mengalami penyakit kronis. Epidemiologi sepanjang hayat mempelajari mekanisme biologis, perilaku, dan psikososial yang beroperasi lintas perjalanan hidup individu, bahkan lintas generasi, untuk mempengaruhi terjadinya penyakit kronis di usia dewasa (Ben-Shlomo dan Kuh, 2002; Kuh et al., 2003). Pendekatan sepanjang hayat memberikan cara baru mengkonseptualisasi pengaruh determinan sosial dan lingkungan yang dialami pada berbagai fase perjalanan hidup terhadap perkembangan terjadinya penyakit kronis yang diperantarai oleh proses biologis spesifik proksimal (misalnya, hiperkolesterolemia, hiperurisemia). Pendekatan sepanjang hayat epidemiologi menggunakan perspektif multi disipliner – baik biologi, perilaku, sosial, maupun psikologi - untuk memahami pentingnya waktu dan timing terjadinya paparan, seperti pertumbuhan fisik, reproduksi, infeksi, mobilitas sosial, transisi perilaku, dan sebagainya, terhadap perkembangan terjadinya penyakit kronis pada level individu dan populasi (Lynch dan Smith, 2005).

Pendekatan sepanjang hayat sesungguhnya bukan merupakan gagasan yang sama sekali baru. Pada 1667 penyair John Milton menulis dalam buku kumpulan puisinya Paradise Lost, ―The childhood shows the man.. As the morning shows the day. Tetapi apresiasi terhadap pendekatan life course epidemiology baru muncul kembali sejak publikasi Barker pada awal 1980an. Profesor David Barker, seorang peneliti di University of Southhampton, Inggris, dan kawan-kawannya, memperkenalkan HIPOTESIS BARKER, disebut juga ―Fetal Origins hypothesis, atau ―Thrifty Phenotype hypothesis. Hipotesis itu menyatakan bahwa berkurangnya pertumbuhan fetus berhubungan kuat dengan terjadinya beberapa penyakit degeneratif kronis di usia dewasa, khususnya penyakit jantung koroner (PJK), stroke, diabetes melitus (DM), hipertensi, dan COPD (PPOK). Organisme memiliki kelenturan (plastisitas) selama perkembangan awal, sehingga dapat dibentuk oleh lingkungan. Menurut hipotesis Barker, paparan lingkungan yang buruk (misalnya, kekurangan gizi) pada periode kritis pertumbuhan dan perkembangan di dalam uterus memiliki efek jangka panjang terhadap terjadinya penyakit kronis di usia dewasa dengan cara ―pemrograman struktur atau fungsi organ, jaringan, atau sistem tubuh. Adaptasi struktur, fisiologis, dan metabolis di awal kehidupan membantu kelangsungan hidup janin dengan cara memilih trayek (jalur) pertumbuhan yang tepat di masa mendatang. Tetapi ketika terdapat lingkungan yang tidak menguntungkan di awal kehidupan (misalnya, kurang nutrisi), maka fetus terpaksa berkompromi– yaitu beradaptasi pada keadaan yang tidak menguntungkan – dan memilih trayek yang sesuai (tetapi salah), yaitu melakukan ―trade off dengan mengurangi perkembangan organ yang relatif ―non-esensial seperti ginjal (massa nefron) dan pankreas (massa sel beta), demi berkembangnya organ yang lebih esensial seperti otak, dan menyebabkan efek yang salah terhadap kesehatan di usia dewasa (Hales dan Barker, 1992; Godfrey dan Barker, 2001; Rasmussen, 2001; Kuh et al., 2003).

Terma periode kritis merujuk kepada periode waktu perkembangan biologis tertentu yang krusial di mana paparan yang terjadi pada periode itu akan memberikan dampak jangka panjang pada struktur anatomis dan fungsi fisiologis yang akhirnya bisa menyebabkan penyakit. Paparan infeksi atau obat-obatan prenatal (misalnya, penggunaan talidomid) yang terjadi pada periode kritis dapat memberikan dampak hebat berupa kelainan perkembangan yang permanen (misalnya, cacat anggota badan). Tetapi jika paparan itu terjadi beberapa hari sebelumnya atau sesudahnya, maka paparan itu tidak memberikan dampak jangka panjang. Berbeda dengan periode kritis, periode sensitif merujuk kepada periode di mana paparan yang terjadi pada periode itu memberikan efek yang lebih besar daripada paparan yang sama terjadi pada periode lainnya. Pengaruh paparan yang berlangsung pada periode kritis maupun periode sensitif dapat dimodifikasi (diubah) oleh paparan di usia dewasa (Lynch dan Smith, 2005).

Tidak hanya mempelajari efek jangka panjang paparan biologi dan sosial in utero, epidemiologi sepanjang hayat juga mempelajari efek faktor biologi dan sosial lintas generasi. Tulis Lynch dan Smith (2005), ―... More ambitiously, a life course approach also attempts to understand how such temporal processes across the life course of one cohort occur in previous and subsequent birth cohorts and are manifested in disease trends that are observed over time at the population level. Sebagai contoh, keadaan nutrisi, kesehatan, dan perkembangan yang buruk pada gadis dan wanita muda menyebabkan perubahan fisiologi dan metabolisme yang permanen jangka panjang lintas generasi, menyebabkan fetus harus berkompromi dan memilih trayek yang salah untuk kelangsungan hidupnya, sehingga menyebabkan terjadinya penyakit dan kematian karena penyakit kardiovaskuler di usia dewasa (Hales dan Barker, 1992; Rasmussen, 2001; Kuh et al., 2003).

Pendekatan epidemiologi sepanjang hayat bisa digunakan untuk mempelajari efek jangka panjang paparan agen infeksi dan agen non-infeksi pada berbagai tahap kehidupan terhadap risiko terjadinya penyakit infeksi di usia dewasa, melalui dua mekanisme: (1) akumulasi risiko, dan (2) ―pemrograman. Model akumulasi risiko mempelajari efek dari total jumlah paparan atau total sekuensi paparan yang terakumulasi sepanjang waktu selama perjalanan hidup. Model akumulasi risiko dapat menunjukkan hubungan ―dosis-respons, di mana kerusakan kesehatan meningkat dengan bertambahnya durasi atau jumlah paparan yang merugikan (Hall et al., 2002; Lynch dan Smith, 2005)).

Berbagai studi di berbagai negara telah memberikan bukti empiris yang mendukung hipotesis Barker tentang adanya hubungan terbalik antara berat badan bayi lahir prematur ataupun aterm dan peningkataan insidensi hipertensi, PJK, gangguan toleransi glukose, resistensi insulin, dan DM tipe 2. Hubungan tersebut tampaknya bukan merupakan hasil variabel-variabel perancu (confounding variables). Berdasarkan data baru yang dihasilkan dari riset lainnya, Barker memperluas hipotesisnya dengan membuat perbedaan yang lebih spesifik efek kompromi pertumbuhan fetus pada berbagai periode gestasi. Menurut Barker, kompromi pertumbuhan fetus pada trimester pertama kehamilan menghasilkan stroke hemoragis via peningkatan tekanan darah; pada trimester kedua menghasilkan penyakit jantung koroner (PJK) via resistensi atau defisiensi insulin; pada trimester ketiga menghasilkan PJK dan stroke trombosis via resistensi atau defisiensi hormon pertumbuhan.
(Rasmussen, 2001, Godfrey dan Barker, 2001).

Rabu, 13 Juli 2011

buku lagi...


Begini nih kalau ke toko buku, bawaannya mau beli semua buku di toko… ndak nyadar apa uang di dompet, ndak nyadar kalau masih ada setengah bulan, mau puasa lagi, hitung..hitung pemanasan sebelum ramadhan…hehehe.. (niat salah lagi). Gara-gara ada teman pesan mau dibelikan buku, saya terpaksa ke toko buku dan inilah jadinya 4 buku ini terambil dengan “tidak sadar” padahal niatnya cuma mau beli buku pesanan…

Entah kenapa selama di Jogja saya rajin banget beli buku, untuk sementara cuma dikoleksi,bacanya nanti kalau butuh atau ada waktu..hehehe… padahal waktu S1 malasnya minta ampun, jangankan baca buku, niat beli aja harus mikir 10 kali… Ya itulah salah satu yang membuat saya senang di Jogja, buku banyak dan murah-murah, Beberapa toko yang sering di kunjungi mahasiswa di Jogja yaitu Shopping Center (pusat penjual buku-buku murah dan buku bekas), Toga Mas, Sosial Agency dan masih banyak lagi toko buku yang menawarkan diskon besar. Saya juga sering ke Gramedia, tapi bukan untuk beli buku, tapi nyatet judul buku yang bagus, habis itu cari di toko buku murah tadi…hahha.. (licik ya, namanya juga usaha).

Hasilnya Selama kurang dari setahun, mungkin sudah 50 puluh lebih buku yang saya beli, sebenarnya itu belum seberapa dibandingkan orang yang gila baca…saya sih cuma bersikap realistis, mau makan apa saya besok,… tapi ini sebuah peningkatan sedikit buat diri saya, kesadaran membaca itu sudah mulai muncul, sisa dikonsistenkan, ada mimpi nanti suatu saat dirumah saya nanti, ada satu ruangan kecil, di depan pintunya tertulis.. Selamat Datang di Perpustakaan IDN.

yang membuat saya bingung nanti, bagaimana membawa buku-buku ini pulang..bisa-bisa bangkrut lagi saya bayar ongkos kirimnya…
MySpace

Sabtu, 09 Juli 2011

memanjakan otak kanan


Tiga minggu berada didepan komputer mengerjakan laporan lapangan membuat otak kiriku menjadi jenuh... sementara otak kananku ngambek minta diperhatikan..hehehe. akhirnya memutuskan istirahat sejenak 2 hari sebelum melanjutkan laporan yang lain untuk memanjakan otak kananku... (mencoba adil) hufth.. meng-agendakan 2 hari bersama otak kanan ternyata susah juga..bawaannya...masih kepikiran laporan yg belum kelar-kelar...ckckck..

akhirnya memutuskan membaca Novel "PERAHU KERTAS" yang sudah lama tak tersentuh, Novel ini sudah lama sy tahu..tapi kok baru pengen baca ya.. ternyata novelnya bagus banget,inspiratif..lagi-lagi tentang mimpi anak muda, sy senang novel2 seperti ini.
Dee..sang penulis betul-betul beda disini..Lain dengan tulisan-tulisannya yang lain seperti serial -SUPERNOVAnya- ini lebih ringan dibaca..lumayanlah untuk memanjakan si otak kananku...

aktivitas lainnya selain baca novel.... memutuskan jalan2 keluar cari inspirasi. Saya memutuskan ke bioskop, menonton SERDADU KUMBANG yang sudah 3 minggu tertunda sejak tayang perdananya, Setelah menonton, saya betul-betul nyesel.. nyesel tidak menontonnya sejak tayang perdana, minimal minggu pertama lah..hufth tapi saya bersyukur untung filmnya belum keluar bioskop.. hehehe..
filmnya mengangkat tema pendidikan, sosial masyarakat dan anak-anak ini betul-betul memberi insipirasi dan pelajaran buat kita, film ini boleh dibilang pintar dalam mengkritik system pendidikan kita selama ini. Ditambah lagi sinematografi ala Alenia Pictures yang memanjakan mata, memotret latar alam Indonesia, kali ini daerah Sumbawa NTB.. menyadarkan bahwa Indonesia itu indah, Dua jempol dech.. buat Alenia Picture. Salut juga buat konsistensinya menghadirkan film anak-anak yang berkualitas (Denias, King, Tanah air Beta).

Setelah puas nonton aktivitas terakhir untuk memanjakan otak kanan ini adalah melatih tangan untuk membuat papercraft sendiri.. setelah iseng2 browsing di google "pola papercrfat" ternyata banyak juga... pola papercraft yg bisa di download sendiri trus.. di print.. boleh juga nanti kapan2 sy download,jadi ndak usah beli lagi

tapi sy tertarik sebuah situs yang namanya avatar**** ditempat ini kita bisa pesan untuk dibuatkan pola avatar kertasnya yg mirip wajah kita...kayaknya lucu dan unik, akhirnya pesan on-line, kemudian cuma sehari polanya udah jadi..

terus sy print...gunting..lem... sendiri..jadi dech avatar kertas diriku..hahaha..
Walaupun ndak terlalu mirip karena aslinya lebih ganteng.. tapi ndak apa2lah.. yang penting lucu...lumayan buat pajangan..hehehe..

-Gimana my "right brain" udah ndak ngambek lagi khan,hehehe...-

Now..kembali ke otak kiri..mencari inspirasi buat menulis laporan lagi...(Sebelum ia ngambek..) :D

Senin, 04 Juli 2011

Teman Kerja Tugas



Lama tidak posting karena disibukkan dengan tugas lapangan dan membuat laporan
untung ada teman-teman yang menemani dan menyemangati ketika buat laporan..hehe..
kenalkan, ini Danbo, Conan & Angry Birds...

Sabtu, 11 Juni 2011

Kita Kadang Salah Memahami Keinginan IBU yang Sederhana


Mungkin tidak ada makhluk yang spesial dalam hidup kita selain IBU, ia begitu spesial karena pergorbanannya, karena cintanya, karena sayangnya, dan karena ketulusan dan doa-doanya kepada kita. Dan tak ada satupun paham di dunia ini yang tak sepaham akan itu.

Begitu spesialnya ia diciptakan bahkan diagungkan oleh ALLAH SWT di beberapa ayatnya,kita selalu dituntut untuk senantiasi berlaku baik kepadanya, berbakti kepadanya, menjaga perasaanya, medoakannya dan membahagiakannya. Namun kita berdua terlahir di generasi yang berbeda, hidup di zaman yang tak sama, mengalami perubahan-perubahan sosial budaya yang tak serupa. Terkadang memunculkan perbedaan yang membuat komunikasi kita dengan ibu tak sejalan, kehendak tak seiring dan pikiran yang tak sepaham.

Ibu memiliki pandangan yang lebih dalam tentang hidup dan perasaan, kadang tidak bisa dipahami oleh kita sebagai anaknya. Keinginan-keinginan yang sederhana seringkali ditafsirkan rumit oleh kita sehingga melahirkan praduga-praduga yang tak mendasar dan akhirnya membuat ia kecewa.

Ia sekedar ingin menunjukkan cinta, kasih sayang dan perhatiannya ketika itu. Ketika anak laki-laki satu-satunya ini ingin berangkat untuk sekolah lagi di Jawa. ibu,karena ia merasa akan berpisah dengan anak yang dicintainya dengan jarak yang jauh dalam waktu yang lama, karena belum pernah memang aku meninggalkan orang tuaku selama ini, tentu ia ingin meluapkan perhatian dan kasih sayangnya dengan mengantar anaknya ke bandara. Ya.. orang tua manapun pasti ingin menyertai anaknya pada saat-saat yang penting itu entah untuk sekedar memberi semangat atau mendoakannya.

Tapi anak laki-laki ini yang merasa sudah besar, dewasa dan tidak ingin dibilang anak manja tanpa rasa bersalah mengatakan “Ndak usahmi bu antarka',..” tapi saya selalu kalah membujuk ibu, keinginannya lebih besar daripada usaha saya, walaupun mungkin dalam hatinya sedikit kecewa dengan kata-kata anaknya ini. Sampai di bandarapun saya bilang lagi “Ndak usahmi bu turun, saya langsung masuk saja boarding..” saya sih cuma berpikir karena memang mobil ndak boleh parkir lama-lama di depan ruang keberangkatan, cuma bisa turunkan penumpang dan barang, …ibu langsung pulang saja”. Tapi diapun bersikeras melihat saya sampai masuk ke bandara waktu itu, Setelah mencium tangan dan pipinya saya pun masuk ke bandara. Saya masih melihat wajahnya yang sedih di luar bandara ketika saya sudah masuk waktu itu.

Disinilah kadang kita salah dalam berpikir dan menerka keinginan orang tua kita terutama ibu, kita hanya mampu menerka bahwa ibu mengangap kita masih anak-anak yang perlu ditemani dan dimanja. Padahal mungkin persoalannya tidak sesederhana itu, orang tua kita mungkin tidak bermaksud memperlakukan kita seperti itu, mereka ingin tetap memberikan cintanya dalam waktu sekejap sebelum ia berpisah dengan anaknya. Atau mungkin ia berpikir “anakku membutuhkan kekuatan doa dan semangat, maka aku ingin mengiringi kepergiannya dengan lantunan doa”. Sederhana memang tapi kita kadang tidak menyadarinya.”

Atau ketika ia sering bahkan setiap hari menelpon, ketika kita sudah dirantau, hanya untuk sekedar bilang “lagi dimaki nak..” “lagi bikin apa..” “sudah makan belum..” Sebagian dari kita mengangap mungkin telponnya menggangu kita, atau sudah bosan mendengarnya, atau mengangap ngapain sih ibu nelpon terus, saya baik-baik saja kok, Seolah kita masih anak kecil yang harus di cek dan pantau tiap hari aktivitasnya, yang sebelumnya ketika kita masih bersama mereka ia jarang menelpon. Disinilah saya bahkan mungkin sebagian dari kita gagal memahami hal yang sederhan itu.

Mungkin ketika ia menelpon, ibu hanya ingin melepas rindunya dan mengobati rasa sepinya, ia begitu senang ketika mendengar suara kita disana, atau kabar kita baik-baik saja, sehat dan sudah makan. Ini yang coba kita pahami, maka jauhkan rasa terbebani itu, jauhkan kata-kata yang mungkin bisa menyakiti hatinya itu, Sebab ketika kita jauh darinya, mungkin hanya itu bakti yang bisa kita berikan untuk membalas jasa-jasanya yang tak terhingga yang tak tak mungkin terlunaskan.

Semoga kita dapat membahagiakan orang tua kita dengan memahami dan memenuhi keinginan-keinginannya yang sederhana. Karena pada hakikatnya apapun yang kita berikan,tidak akan pernah sepadan dengan kasih sayang yang mereka curahkan untu kita.

-Ketika kata itu sulit terucap, saya hanya bisa menuliskan rinduku disini, ibuku Sayang-

Sumber Inspirasi : Tarbawi

Sabtu, 04 Juni 2011

Transisi Epidemiologi : Triple Burden for Indonesia


Dalam dunia kesehatan kita sering mendengar kata Transisi Epidemiologi, atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya umur harapan hidup yang berarti meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya. Ya..mungkin seperti itulah pengertian Transisi Epidemiologi yang saya ketahui.

Teori transisi epidemiologi sendiri pertama kali dikeluarkan oleh seorang pakar Demografi Abdoel Omran pada tahun 1971. Pada saat itu ia mengamati perkembangan kesehatan di negara industri sejak abad 18. Dia kemudian menuliskan sebuah teori bahwa ada 3 fase transisi epidemiologis yaitu 1)The age of pestilence and famine, yang ditandai dengan tingginya mortalitas dan berfluktuasi serta angka harapan hidup kurang dari 30 tahun, 2)The age of receding pandemics, era di mana angka harapan hidup mulai meningkat antara 30-50 dan 3)The age of degenerative and man-made disease, fase dimana penyakit infeksi mulai turun namun penyakit degeneratif mulai meningkat. gambaran itu memang untuk negara Barat.

Teori ini kemudian banyak di kritik. Kritikan dari beberapa tokoh seperti Rogers dan Hackenberg (1987) dan Olshansky and Ault(1986) membuat Omran melakukan sedikit revisi. Bagi negara Barat, ketiga model tersebut ditambah 2 lagi yaitu: 4)The age of declining CVD mortality, ageing, lifestyle modification, emerging and resurgent diseases ditandai dengan angka harapan hidup mencapai 80-85, angka fertilitas sangat rendah, serta penyakit kardiovakular dan kanker, serta 5)The age of aspired quality of life with paradoxical longevity and persistent inequalities yang menggambarkan harapan masa depan, dengan angka harapan hidup mencapai 90 tahun tetapi dengan karakteristik kronik morbiditas, sehingga mendorong upaya peningkatan quality of life.

Selain itu, Omran juga membuat revisi model transisi epidemiologis untuk negara berkembang dengan mengganti fase ketiganya menjadi “The age of triple health burden” yang ditandai dengan 3 hal yaitu: a) masalah kesehatan klasik yang belum terselesaikan (infeksi penyakit menular), b)munculnya problem kesehatan baru dan c)pelayanan kesehatan yang tertinggal (Lagging), Namun ketika itu dikaitkan dengan jenis penyakit beberapa pakar menggati beban ketiga itu dengan “New Emerging Infectious Disease” Penyakit menular baru/penyakit lama muncul kembali.

Indonesia sebagai negara berkembang dekade saat ini dan kedepan diperkirakan akan berada pada fase ketiga ini yaitu “The age of triple health burden”. Tiga beban ganda kesehatan. Kita akan membahas beban ini satu-persatu.

Beban pertama yang dihadapi Indonesia adalah masih tingginya angka kesakitan penyakit menular “klasik”. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua Negara berkembang apalagi negara tersebut berada pada daerah tropis dan sub-tropis. Angka kesakitan dan kematian relatif cukup tinggi dan berlangsung sangat cepat menjadi masalahnya. Sebut saja Tuberkulosis (TB), Kusta, Diare, DBD, Filarisisi, Malaria, Leptospirosis dan masih banyak lagi teman-temannya. Seolah Indonesia sudah menjadi rumah yang nyaman buat mereka tinggal (baca:endemis). Sudah berpuluh-puluh tahun pemerintah kita mencoba membuat program memberantas bahkan mengeliminasi penyakit ini namun penyakit ini belum juga mau pergi dari Indonesia, Sudah Trilyunan Rupiah dikeluarkan agar mereka mau meningga
lkan Indonesia, Malah trend kasusnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Penyakit menular ini merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Secara garis besar, biasa kita sebut Segitiga Epidemiologi (Epidemiological Triangle) yaitu lingkungan, Agent penyebab penyakit, dan pejamu. Ketidakseimbangan ketiga faktor inilah yang bisa menimbulkan penyakit tersebut. Kita tidak akan membahasnya satu persatu disini. Informasi lebih jelsnya anda bisa membaca buku tentang Epidemiologi dan Kesehatan Lingkungan.

Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular secara konsep sebenarnya bisa kita lakukan dengan memutus mata rantai penularan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghentikan kontak agen penyebab
penyakit dengan pejamu. Mengintervensi faktor risiko utama yaitu Modifikasi lingkungan (menciptakan lingkungan yang sehat) dan mengubah perilaku menjadi hidup bersih dan sehat. Namun kedua faktor utama inilah yang sampai sekarang tidak mampu dimodifikasi. Masalahnya cukup kompleks, bisa disebabkan karena kebijakan pemerintah yang belum berpihak pada upaya preventif (pencegahan), Sektor kesehatan merasa bekerja sendiri menyelesaikan masalah kesehatan, Keadaan politik,sosial dan ekonomi menjadi akar masalah kita.

Beban Kedu
a yang dihadapi Indonesia adalah tingginya angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular (Non-Communicable Disease). Sebut saja Hipertensi, Diabetes Mellitus, Penyakit Cardiovaskuler (CVD), Ischemic Heart Disese, PPOK, Kanker dan teman-temannya. Masalah utamanya adalah angka kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia sudah lebih tinggi daripada kematian akibat penyakit menular. pada tahun 1995 kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 41,7 persen dan tahun 2007 meningkat menjadi 59,5 persen, ini yang tercatat di pelayanan kesehatan bagaimana dengan yang tidak tercatat ? Ini juga menjadi salah satu masalah PTM sekarang ini, pencatatan yang hampir tidak ada sama sekali di pelayanan kesehatan, sehingga sulit menentukan besaran masalahnya dan menentukan kebijakan di daerah maupun pusat.

PTM dikenal dengan sebutan Silent Killer, bisa membunuh secara diam-diam, dan ketika terdeteksi oleh penderita, sudah pada tingkat keparahan yang tinggi dan sudah sulit disembuhkan, dan biasanya akan berakhir dengan kecacatan atau kematian. Tidak ada Faktor yang spesifik dan dominan penyebab PTM ini. Faktor risiko penyakit ini cukup banyak dan saling berinteraksi. Berbagai penelitian menyebutkan faktor risiko yang sering ditemukan adalah pada perilaku yaitu merokok, minum beralkohol, makanan (Fastfood dengan kolestrol tinggi), dan kurangnya aktivitas fisik. Pencegahan yang bisa kita lakukan ya..dengan mengubah perilaku kita menjadi perilaku yang sehat,menjaga pola makan yang baik dan sehat, sering berolahraga dan hindari rokok dan minum alkohol.

Beban ketiga yang dihadapi Indonesia adalah munculnya penyakit baru (new emerging Infectious Disease). Sebut saja HIV (1983), SARS (2003), Avian Influenza (2004), H1N1 (2009). Penyakit ini rata-rata disebabkan oleh virus lama yang berganti baju (baca:bermutasi) itulah yang menyebabkan tubuh manusia sering tidak mengenalnya dengan cepat. Akibatnya angka kesakitan dan kematian pada penyakit ini sangat tinggi dan berlangsung sangat cepat.

Adanya penyakit infeksi yang baru ataupun penyakit infeksi lama yang muncul kembali merupakan konskuensi logis dari sebuah proses evolusi alam, selain itu kemampuan mikroba pathogen untuk mengubah dirinya, manusia dengan perubahan teknologi dan perilakunya juga memberikan peluang kepada mikroba untuk secara alamiah merekayasa dirinya secara genetik, perubahan iklim global juga turut campur dalam timbul dan berkembangnya penyakit baru ini.

Pengendalian penyakit infeksi baru bermacam-macam pendekatan namun diperlukan pemahaman teradap 2 hal yakni epidemiologi global penyakit atau dinamika penyebaran penyakit secara global dan pemahaman terhadap cara-cara penularan lokal. (Achmadi,2009)

Dengan melihat gambaran di atas, Indonesia 10-20 tahun kedepan belum mampu mewujudkan Indonesia Sehat. Kami hanya mampu menyarankan kepada anda untuk membantu pemerintah mempercepat terwujudnya Indonesia sehat dengan Berpikir Sehat, Berperilaku bersih dan Sehat, dan Mengajak orang-orang untuk hidup Sehat. Karena dengan bergerak bersama-sama Kita bisa mewujudkan MIMPI ITU, melihat INDONESIA SEHAT.

Sumber :
Horison Baru Kesehatan Masyarakat Indonesia (Umar Fahmi Achmadi)
Penyakit Tropis (Widoyono)
Sumber lain yang tidak bisa sy sebutkan semuanya
MySpace

Selasa, 31 Mei 2011

Aku dan Ransel Hitamku



Ransel hitamku… 4 tahun yang lalu waktu aku menemukanmu di sebuah toko Tas perlengkapan “Adventure”. Selain karena uangku pada saat itu hanya pas untuk membelimu, Aku memilihmu karena ku yakin kau kuat menemaniku… kemana-mana.
sekarang kamu sudah tak sehitam dulu, bagian atasmu sudah kecoklatan..dipudarkan matahari, dengan sedikit sentuhan corak abu-abu dari debu jalanan, entah kapan aku terakhir mencucimu… hahaha...
MySpace
Kau menemaniku 3 tahun selama kuliah di FKM Unhas, isimu tidak kurang dari 3kg setiap hari membuat pundakku mungkin turun 3cm selama 3 tahun itu… Laptop, buku-buku, alat tulis, laporan, hardisk, flashdisk,…mengisimu, dan membuatku lelah ketika harus membawamu kesana kemari, naik turun 3 lantai ketika mengurus tugas akhir di semester-semester akhir..hufthhh….
MySpace
Kau juga sering menemaniku jalan-jalan, bertualang, atau ketika survei di beberapa daerah. Sangat senang bisa bersamu…,kayaknya seperti ada yang hilang ketika tidak membawamu jika aku pergi.hehehe,…

Sampai ketika aku berangkat ke Jogja untuk melanjutkan pendidikan, akupun membawamu..padahal aku bisa saja menggantimu dengan yang lebih bagus.. tapi ya.. aku tetap memilihmu sebagai teman, menemaniku lagi melanjutkan petualangan bersama di Jogja, kuliah dan menyelesaikan tugas lapangan. Kuharap kau masih kuat, walaupun kemarin baru kulihat ada robekan di bagian bawahmu, entah sudah berapa lama kau merahasiakannya,.. mungkin kau takut jika aku tahu kemudian menggantimu. Tenang aja…
Insya Allah aku ingin kau menemaniku sekali lagi, menyelesaikan Masterku… Setelah itu Beristirahatlah…
MySpace

Danbo & Conan

Senin, 23 Mei 2011

Potret Pendidikan di Garis perBATASan Indonesia


Apa yang membuat saya tertarik menonton film ini ? Pertama,orang-orang yang hebat dan berpengalaman yang berada di balik layar maupun pemeran dalam film ini. Sebut saja Rudi Sudjarwo yang duduk sebagai sutradara, Slamet Rahardjo sebagai penulis scenario,siapa sih yang tidak kenal mereka, kecuali mereka yang jarang nonton..hehehe… Bintang senior Piet Pagau dan Jajang C Noer, ada juga Marcella Zalianty, Ardina Rasti dan Arifin Putra. Ya..mereka cukup terkenal dengan totalitasnya dalam berakting..Betul ndak(Sok Tahu). alasan Kedua saya menonton film ini karena film ini mengambil tema "Sosial-Budaya" dan sisi lain dari Indonesia. Ya..seperti Minggu lalu, saya juga sudah mereview film The Mirror never lies, film yang juga mengangkat tema yang sama, bedanya minggu lalu kita diajak ke pulau wakatobi melihat kearifan lokal suku bajo di laut, kali ini kita belajar dari alam hutan pedalaman Kalimantan, tepatnya di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Gini ceritanya….


Scene pertama diawali seorang gadis yang dikejar-kejar oleh 2 orang dalam hutan. Dia adalah pekerja TKI yang melarikan diri dari negara tetangga Malaysia. Ia kemudian ditolong oleh Ari (penjaga perbatasan) kemudian di bawah ke kampung Dayak. Oleh masyarakat Dayak disana ia diberi nama UBUH (Ardina Rasti), UBUH tak hanya memperoleh perlindungan namun juga kehangatan dan keramahan yang perlahan membuatnya berangsur pulih dari trauma. Saya suka sama akting Ubuh dalam film ini, sangat ekpresif, menjiwai, Spesialis muka sendu kata orang yang nonton disebelahku. Hanya 2 kata yang terucap selama ia berakting “Mereka Jahat” (Enak banget ya.. ndak capek-capek hafal scenario….) hehehe…
MySpace

Scene selanjutnya berpindah ke Jaleswari(Marcella Zalianty), tokoh utama dalam film ini, Jaleswari ditugaskan bosnya untuk mengamati dan mencari solusi dengan program CSR bidang pendidikan yang terputus tanpa kejelasan di Kalimantan. Banyak guru pulang dan tidak betah mengajar disana. Jaleswari pun menerima tugas itu, walaupun alasan utama sebenarnya ia ingin menenangkan diri akibat suaminya meninggal. Singkat cerita Jaleswari akhirnya tiba di suatu kawasan budaya Dayak. Dia pun berjumpa dengan Adeus, salah satu guru di sana, berjumpa pula dengan Panglima dayak bertemu opik, bertemu Ari, serta bertemu dengan Borneo, anak kecil yang berani dan memilki semangat tinggi untuk belajar...disinilah konflik bermula.

Ternyata Kenyataan Jaleswari tidak seperti yang diinginkan. Daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan ternyata memiliki pola kehidupan sendiri, sosial budaya yang berbeda, mereka punya pandangan tersendiri tentang garis perbatasan, tentang pendidikan, tentang bagaimana bertahan hidup. Konflik batin terjadi ketika dia terperangkap pada masalah kemanusiaan yang jauh lebih menarik dan menyentuh perasaan dibanding data perusahaan yang sangat teoritis dan terasa kering karena pada hakekatnya masalah sebenarnya adalah tidak mudah untuk memperbaiki dan menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting bagi mereka. upaya memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat, begitupula masalah pendidikan. “Belajar itu tidak hanya dalam ruang kotak segi empat saja” tapi belajar itu bisa di alam. Begitulah Jaleswari mencoba mengerti dan memahami pola pikir masyarakat disana. Mampukah dia diterima ? Mampukah masyarakat berubah setelah kehadirannya ? Ya..nonton aja sendiri.

Ada beberapa kekurangan dan ketidakmengertian saya tentang film ini. Film ini menyajikan konflik yang cukup banyak, saking banyaknya cerita ini menjadi tidak konsisten, ya..saya sih bisa mengerti sang sutradara maupun penelis scenario sebenarnya mungkin mau mengangkat semua masalah yang ada disana, ya..apakah itu masalah perbatasan, masalah pendidikan, Masalah hutan, Masalah TKI, Masalah akses daerah terpencil, masalah budaya dan adat istiadat dan masalah lainnya, Itulah yang membuat cerita dalam film ini kurang begitu kuat. Alur ceritanya juga lambat… ujung-ujungnya kadang datar dan sulit dimengerti (atau mungkin saya yang tidak nangkap ya…hohohho)Selain itu penggunanan bahasa yang cukup berat dimengerti dalam film ini. Sound yang menganggu karena tidak stabil seolah-olah terpotong-potong, saya tidak tahu apakah memang asalnya dari film itu, atau mungkin sound dibioskop tadi memang kurang bagus. Kata "BATAS" sendiri ternyata diakhir cerita punya banyak makna, tidak sekedar daerah perbatasannya saja. Batas disini memiliki arti yang lebih universal. Yang mungkin akan kalian temui dikehidupan nyata. Tentang batas tenggang rasa, batas memiliki kemerdekaan dan batas-batas lain yang harusnya dimengerti dan digunakan sebagaimana mestinya.
MySpace

Tapi terlepas dari semua itu secara garis besar film ini layak untuk ditonton. Tidak sekedar menonton tentunya tapi kita juga bisa belajar dari film ini. Belajar dari alam, Belajar bersyukur, kalau kita masih cukup beruntung dibandingkan saudara kita yang berada di pedalaman, di daerah-daerah terpencil, yang tak tersentuh tangan-tangan pemerintah. Lagi-lagi pemerintah. Kemana pemerintah kita? Mana kewajiban mereka untuk mencerdaskan anak bangsanya, untuk memberi keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia..? "Ya..jangankan di daerah terpencil ndra di kota aja masih banyak yang tidak bisa merasakannya.." Butuh komitmen semua elemen masyarakat untuk mewujudkan itu semua (Sok Bijak: mode on)

“Hidup bukan antara keinginan dan kenyataan. Tapi keinginan untuk menghadapi kenyataan..."
MySpace

Minggu, 22 Mei 2011

Mencari Informasi Kesehatan


Mencari informasi kesehatan khususnya di internet lumayan gampang-gampang susah, apalagi kalau teman-teman yang lagi sibuk nyusun laporan akhir, skripsi atau thesis, bakalan pusing tujuh keliling mencari referensi yang sesuai, mencari penelitian yang serupa (keaslian penelitian), mencari jurnal dan lain sebagainya…hehehe..

Kamu bisa sih.. mencari di om google atau search engine lainnya, tapi harus pintar milih-milih soalnya di google mulai dari penelitian yang bernilai ”Sampah” sampai “Emas berlian” dimunculin semua.

Sebagai mahasiswa dan orang yang bergerak di bidang kesehatan, kita dituntut memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi yang ada, terutama internet sebagai media tanpa batas untuk mengakses informasi. Setelah itu kita harus bisa mengolah informasi yang ada, menilai secara kritis kesahihan informasi tersebut. Sehingga dapat kita gunakan untuk penelitian bahkan menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat dalam kaitannnya dengan kesehatan.
Semua orang pasti tahu satu dekade terakhir akses ke sumber informasi dapat dilakukan secara elektronik. Sumber dalam bentuk cetak memang sudah biasa, mudah dan memuaskan. Namun informasi baru sering kita jumpai dalam jurnal-jurnal kedokteran dan kesehatan. Makin mudahnya akses tersebut sebenarnya menjadi tantangan tersendiri buat kita yang bergelut didunia kesehatan,khususnya para klinisi untuk terus mengupgrade pengetahuan dan skillnya.

Setiap proses penelitian pasti diawali oleh proses pencarian dan penemuan informasi, sehingga ketika proses pencarian informasi tidak berjalan dengan baik maka proses penelitian juga tidak akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu kenyataan yang kita lihat sekarang kurangnya kemampuan menggunakan teknologi informasi internet ternyata juga disertai dengan kurangnya penulisan-penulisan ilmiah yang dipublikasikan oleh para peneliti Indonesia. Sebagai fakta yang cukup menarik yaitu adanya laporan dari Thomson Scientific (Amerika) yang mengatakan bahwa jumlah paper ilmiah yang dipublikasikan selama tahun 2004 oleh peneliti di Indonesia (yang berafiliasi ke lembaga penelitian atau universitas di Indonesia) berjumlah 522 paper ilmiah. Jumlah ini ternyata hanya sepertiga dari paper ilmiah yang dihasilkan oleh Malaysia (1438 paper). Bahkan di level ASEAN, Indonesia hanya menempati peringkat ke empat setelah Singapore (5781 paper), Thailand (2397 paper)dan Malaysia. Makanya jangan heran kalau kita sangat kesulitan mencari jurnal berbahasa Indonesia di Internet, biasanya kita mesti masuk di website perpustakan-perpustakaan universitas.


Oleh karena itu tulisan ini mencoba sedikit membuka mata kita kalau ternyata banyak kok sumber informasi kesehatan yang bisa kita akses untuk mendukung penelitian-penelitian kita.ya..walaupun kadang kita harus bekerja keras untuk mentranslatenya..hehehe.. Dan ingat jangan asal nyomot sumber, biasanya para dosen pembimbing tidak senang kalau ada referensi (daftar pustaka) yang dicomot dari om google yang sumbernya tidak jelas, dari Blog, apalagi blog ini..hehehe, dan informasi dari Koran. Saya akan memberikan beberapa link yang bisa kita akses untuk memperoleh Informasi Yang Insya Allah Valid.

Sumber-sumber Informasi
Didalam lingkup ilmiah dikenal dua buah penelitian, yaitu Primary Studies yang berupa penelitian-penelitian original, dan Secondary studies yang berupa sintesa data dari penelitian-penelitian original (primary studies).

Primary Studies dapat berupa :
1.Clinical trial
2.Cohort Studies
3.Case Control
4.Case Series

Secondary Studies dapat berupa :
1.Meta Analyses
2.Systematic Rivew
3.Guidelines
4.Decision Analyses

Sumber-sumber informasi yang dapat kita gunakan dibagi menjadi 4 kategori :
1.System : merupakan sumber informasi yang berupa bukti klinis dan secara regular mengalami pembaruan (update), beberapa link System yang bagus antara lain PIER , UpToDate, Clinical Evidence EBM Guidelines

2.Synopses : Sumber informasi yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai media informasi bagi klinisi akan adanya suatu perkembangan klinis dan sebagai suatu database artikel artikel jika ternyata telah ada suatu panduan yang lengkap dan sistematis.ini bisa kita temukan dalam situs ACP Journal Club dan InfoPOEMs

3.Summaries atau Syntheses merupakan sumber informasi yang mengumpulkan beberapa laporan-laporan penelitian dari topik tertentu kemudian dianalisis dan diriview, biasa disebut Systematic Rivew. Situs yang menyediakan sumber informasi yang sifatnya Summaries yaitu COCHRANE dan campbell collaboration

4.Studies merupakan sumber informasi yang berupa penelitian original atau penelitian-penelitian primer contohnya : Pubmed Journal , British Medical Journal , Journal PH Oxford dan lainnya silahkan klik disini

Ya..semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman.. Gambatte.. Ayo Berburu Informasi Kesehatan dan Update pengetahuanmu… MySpace

Sumber : Agus Budi Utomo.Berburu informasi Kesehatan.Pustaka Cendikia Press.2010

Senin, 16 Mei 2011

The Mirror Never Lies : Satu lagi Film tentang kearifan alam laut Indonesia


Senin libur, ndak ada kerjaan, pusing mikirin proyek lapangan ndak jelas kapan selesainya, browsing, searching dan saya pun iseng membuka www.21cineplex.com berharap ada film bagus yang bisa ditonton, maklum udah 3 minggu saya melihat daftar film di bioskop jogja kok ndak ada yang bagus, kalau bukan tema-nya tentang setan-setan, pasti film semi esek2, atau film barat yang kadang tidak masuk akal setelah baca sinopsisnya.hehehe.. Akhirnya saya tertarik melihat synopsis film The Mirror Never Lies,emm..kayaknya menarik untuk ditonton kataku dalam hati, akhirnya setelah lihat jadwalnya (alhamdulillah ada jadwal yang tidak mengharuskan menjamak sholat..hehehe) saya kemudian berangkat ke salah satu bioskop di jogja. Setelah nonton, emm.. tak sabar untuk posting di blog ini. Sedikit sharing aja..hehehe.., semoga bisa jadi rekomendasi bagi yang belum nonton.

Film ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Pakis yang diperankan oleh anak suku bajo asli (Gita novalista) yang menunggu dan rindu berharap ayahnya bisa pulang dari melaut. Namun diakhir cerita dikisahkan Pakis harus menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal di lautan ketika sedang berlayar mencari ikan. Ibu Pakis, Tayung (Atiqah Hasiholan) sudah berulang kali meminta Pakis untuk tidak lagi menunggu-nunggu ayahnya, tapi Pakis tetap bersikeras. Ia bahkan selalu mengunjungi Sanro (dukun) untuk bertanya tentang keberadaan ayahnya, sambil selalu membawa cermin pemberian ayahnya. Pakis selalu ditemani oleh sahabatnya yang bernama Lumo (Eko) dalam pencarian ayahnya ini. Kemudian muncul Tudo (Reza Rahadian) seorang peneliti lumba-lumba dari Jakarta, hadir di kehidupan ibu dan anak ini, dan konflik selanjutnya hadir dengan sederhana di antara mereka.

Alur ceritanya memang cukup sederhana, tidak terlalu banyak konflik didalamnya, namun banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dalam film ini. Tentang kearfian lokal suku bajo dalam menghadapi hidup di lautan, tentang menghargai alam menghargai laut dan melestarikannya, tentang penantian seorang anak, tentang ketidakramahan laut, tentang keindahan alam wakatobi, tentang kebudayaan orang bajo dan masih banyak lagi…pokoknya nonton aja dech…

Saya ingin sedikit menceritakan tentang suku bajo terlebih dahulu sebelum kita review tentang fim ini. Suku Bajo dikenal sebagai pelaut-pelaut yang tangguh. Namun, sejarah lebih mengenal suku Makassar, suku Bugis, atau suku Mandar, sebagai raja di lautan. Padahal, suku Bajo pernah disebut-sebut menjadi bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya. Sehingga, ketangguhan dan keterampilannya mengarungi samudera jelas tidak terbantahkan. Bagi masyarakat Bajo, lautan selalu merupakan tempat satu-satunya untuk menetap dan bertemu. Ini sesuai dengan prinsip mereka: “Kami adalah orang-orang laut.” Kelak prinsip itu mengalami dilema, bahkan mendapatkan suatu ‘ancaman’ ketika mereka dihadapkan dengan program pemerintah yang mengharuskan mereka hidup menetap. Jauh dari prinsip mereka sebagai suku pengembara laut. makanya, nama suku Bajo itu lebih terkenal dan menyebar hingga ke seluruh nusantara. Sehingga, suku laut apa pun di bumi nusantara ini kerap disamaratakan sebagai suku Bajo.

Setting dalam film ini diambil di pulau Wakatobi yang terletak di Sulawesi Tenggara, saya sangat menyukai pengambilan gambar dalam film ini, saya baru melihat bahwa Wakatobi pulau yang sangat indah, pemandangan bawah lautnya, Sunsetnya, terumbu karang yang banyak dan indah, dimana ikan-ikan hias seperti Nemo dkk pasti sangat suka tinggal di tempat seperti itu. Penonton mungkin akan lebih terpesona melihat gambar-gambar tersebut daripada memperhatikan alur ceritanya.

Berikut beberapa point yang saya coba bagikan, kenapa film ini layak ditonton :

1.Sinematografinya luar biasa, keindahan bawah laut, pemandangan alamnya itu loch..yang membuat saya berniat ingin mengunjungi pulau itu suatu saat, selain raja ampat di papua. Hehehe… :D

2.Menampilkan keseharian masyarakat di sana yang unik. Bayangkan saja mereka hidup di rumah-rumah yang terapung di atas air. Rumah itu hanya terbuat dari bambu, kayu, anyaman untuk dinding, tapi mereka tetap bertahan! Untuk berjalan ke rumah tetangga, dan untuk aktivitas yang lain, mereka berjalan diatas kayu-kayu yang disusun saling berkaitan. Susunan kayu yang tampak seperti ”jembatan-jembatan” kecil itu tidak lebar, mungkin hanya selebar satu tapak kaki orang dewasa. Tapi mereka dengan lincah berjalan di atasnya, yang anak-anak kecil bahkan berlarian, tanpa takut terjatuh. Wih.. Jika ingin beraktivitas di tempat yang agak jauh dari pemukiman mereka, mereka menggunakan alat transportasi perahu kecil yang didayung manual, tidak menggunakan mesin. Inilah alat transportasi mereka ketika mereka ke sekolah, melaut, mencari ikan, atau kepulau sebelah menjual tangkapannya.

3.Beberapa adengan menarik yang saya tangkap adalah ketika teman Pakis Lumo (Eko), mendayung perahunya dengan santai, sambil berbaring!weits..dasar anaklaut, Ada juga adengan anak kecil kurang lebih 5 tahun mendayung perahu kecilnya dengan santai…lucu bgt, Atau ketawa Lumo yang lucu, yang kalau menontonya pasti ikut ketawa hahahaha, adegan seorang anak perempuan kecil yang bermain hulahop dikepalanya,ketika pakis termenung,hehehe.. dan adegan susahnya mencari air tawar, pakis dan lumo harus mendayung perahu jauh ke pulau yang berbukit, ada juga adegan tentang tradisi perjodohan yang unik di masyarakat tersebut. Atau gambar cermin-cermin yang digantung di atas pohon.weits pokoknya masih banyak dech..

4.Tidak ada soundtrack film dalam film ini yang ada hanya Selingan nyanyian ”live” tanpa iringan alat musik, lagu-lagu daerah yang bagi saya tidak asing, karena mirip dengan lagu-lagu bugis, dialog yang lucu dan tingkah polah alami khas anak kampung yang diperankan baik oleh Pakis, Lumo, dan beberapa pemeran figuran dari anak2 penduduk asli Wakatobi menjadi hiburan tersendiri dan membuat film ini menjadi tidak membosankan.

5.Film ini ingin menyampaikan pesan bahwa manusia dapat hidup berdampingan dengan alam, sepanjang kita juga menjaga kelestarian dan tidak mencemarinya. Ada dialog yang menarik antara Tudo dan Pakis, ketika Tudo bertanya : ”Kenapa kamu mau tinggal di sini? Di atas air. Tidak takut?” kemudian Pakis bilang : ”Katanya Ayah sy tidak perlu takut. Di sini bagus. Walaupun setiap hari bergoyang tapi kita tetap hidup”.Dalam film itu diperlihatkan beberapa adegan mengenai perlindungan ekosistem laut. Contohnya, tidak mengambil ikan yang masih kecil agar masih bisa terjadi proses regenerasi populasi. Ada pula eksplorasi terhadap nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dalam menjaga lingkungan. Kegamangan Pakis meninggalkan pesan bahwa lautan sebetulnya bisa bersahabat dengan manusia. Namun, itulah lautan, sebuah kondisi keras yang harus dihadapi oleh suku Bajo dari Wakatobi. Terlebih, pekerjaan melaut menjadi bertambah keras akibat alam semakin tidak nyaman dan tak menentu. Yang telah membuat para istri menjadi janda dan anak menjadi yatim.

6.Belum banyak film Indonesia yang mengangkat tema tentang kehidupan salah satu suku bangsanya. di antara yang sedikit itu, film The Mirror Never Lies (Laut Bercermin) ini adalah salah satunya. Film yang disutradarai oleh Kamila Andini, putri dari sutradara senior Garin Nugroho ini turut didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi dan World Wide Foundation (WWF).
MySpace

Sabtu, 14 Mei 2011

Moment Penting Dalam Sejarah Penyakit Menular di Dunia


Sangat penting melihat sejarah untuk memperkirakan apa yang akan terjadi kedepan. Berikut beberapa moment penting dalam sejarah penyakit menular di dunia. Menurut anda apa yang akan terjadi Selanjutnya ?



Hipocrates ( ± 400 SM)
Beliau yang pertama kali memperkenalkan teori tentang hubungan penyakit dengan lingkungan. Lebih dikenal sebagai bapak kedokteran, makanya namanya kemudian diabadikan sebagai Sumpah bagi para Calon Dokter ketika telah selesai menyelesaikan pendidikannya.

Black Death (1300-an)
Pandemik Plague (Penyakit Pes) di Eropa diyakini sebagai Bubonic Plague yang disebabkan oleh Yersinia pestis dan disebarkan oleh kutu, membunuh lebih dari 20 juta orang.

Frascatoro (Akhir 1400-an, awal 1500-an)
Beliau menulis buku On Contagion yang berisi mengenai penyakit menular dan pengobatannya. Tulisan itu merupakan salah satu karya tulis pertama dan terkenal untuk merumuskan teori kohesif mengenai penyakit menular.

Wabah Cacar (awal 1500-an)
Kedatangan bangsa Spanyol di Amerika menjadi awal masuknya cacar ke dalam bangsa Aztec tanpa kekebalan terhadap penyakit tersebut membunuh lebih dari separuh populasi pada saat itu.

John Graunt (1662)
Dokumen pengamatan alamiah dan politis yang dibuat berdasarkan cacatan kematian (Natural and Political Observation Made upon the Bills of Mortality) merupakan salah satu cacatan data pertama terkait kematian dan kelahiran, dan mengungkap bahwa terdapat suatu pola determinan distribusi penyakit .

Anton Van Leeuwenhoek (1632)
Karena temuan mikroskopnya, untuk pertama kalinya mikroba dapat dilihat.

Edward Jenner (akhir 1700-an)
Bapak Vaksinasi modern, Edward Jenner melakukan eksperimen dengan memberi pajanan cacar sapi untuk mencegah cacar air. Setelah melakukan pengamatan bahwa wanita pemerah susu sapi (yang selalu terpajan pada cacar sapi) jarang terinfeksi cacar air.

John Snow (Pertengahan 1800-an)
Menggunakan metode epidemiologis untuk mengidentifikasi sumber kolera yang mencemari air di London yang menewaskan Ribuan orang. Beliau mematahkan teori bahwa Kolera ditelurakan melalui udara, dan menjawab Cholera is Waterborne Disease. Beliau kemudian dikenal sebagai Bapak Epidemiologi Modern.

William Far (1839)
Beliau dokter yang diberikan tanggung jawab di bagian statistik kedokteran pada kantor cacatan umum di Inggris. Beliau mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian. Selama 40 tahun kemudian ia mengembangkan tradisi penerapan data statistik vital untuk mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat. Tradisi inilah yang kemudian mengangkat nama William Far sebagai bapak Surveillans Modern.

Ignaz Semmelweis (Tahun 1840-an)
Menemukan pentingnya mencuci tangan di klinik untuk mengurangi kematian pasca melahirkan karena demam puerperal,infeksi bakteri yang menyebabkan sepsis dan bahkan kematian setelah melahirkan. Setelah kematian telah banyak terjadi, rekomendasi Ignaz Semmelweis terkait mencuci tangan akhirnya dilaksanakan.

Robert Koch (akhir 1800-an)
Penanda pemikiran dalam bidang epidemiologi penyakit menular. Robert Koch mengaitkan penyakit dengan mikroorganisme penyebab spesifik dan menyusun postulat yang kita kenal dengan postulat Koch yang masih digunakan sampai sekarang dalam menentukan hubungan antara pajanan pada mikroorganisme dan penyakit atau bahkan lebih luas lagi diterapkan pada kondisi kesehatan lainnya.

Pandemik Influenza Spanyol (1918)
Membunuh lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia, virus tersebut menyebabkan lebih banyak kematian daripada Perang Dunia I, namun di satu sisi juga berperan menghentikan pandemik ini.

Alexander Langmuir (1949)
Mendirikan institusi yang berfokus pada cabang epidemiologi yang kini menjadi Center of Disease (CDC) dan kemudian Epidemic Intelligence Service (EIS)

Flu Asia (1957)
Wabah ini disebabkan Virus dengan Strain H2N2 tipe A, Virus ini memakan korban kurang lebih 1 juta orang.

Filovirus ditemukan (1967)
Keluarga virus baru yang menyebabkan Case Fatality Rate (CFR) yang tinggi dan mampu membunuh populasi secara cepat telah berhasil ditemukan. Virus ini termasuk virus Marburg dan berbagai macam strain virus ebola.

Flu Hongkong (1968)
Virus dengan strain H3N2 tipe A ini telah memakan korban jutaan orang.

Pemberantasan Cacar Air (1980)
WHO menyatakan cacar air telah diberantas di seluruh dunia. Kampanye serupa juga dilakukan untuk polio dan campak, target keduanya belum tercapai hingga sekarang (2011).

Virus Penyebab AIDS ini ditemukan (Pertengahan 1980-an)
HTLV-III/LAV ditemukan pada darah pasien AIDS (1983-1985), di tahun 1986 virus yang menyebabkan AIDS disebut HIV.

Kemunculan E-Coli O157: H7 (1982)
Ditemukannya pathogen yang amat berbahaya bagi manusia yang ditularkan melalui sumber makanan seperti daging sapi atau produk tanaman.

Infeksi Human Papilomavirus (Strain HPV-16 dan HPV-118) (1990-an)
Infeksi HPV ini lebih sering dikaitkan dengan kanker Serviks, namun pada tahun 2007 suatu penelitian menyatakan bahwa kanker tenggorokan dan mulut juga mungkin disebabkan oleh infeksi HPV.

SARS (1996)
Ditemukan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) sangat mudah menular, dan memiliki CFR yang tinggi,koordinasi cepat secara global berhasil mengurangi kematian, meskipun terdapat potensi wabah yang luas.

Flu Burung (H5N1) (1997)
Kasus pertama strain Influenza yang baru. Virus H5N1 ini sangat berbahaya dan peningkatan jumlah kasus penularan dari unggas ke manusia telah terjadi tahun 2007, meskipun penularan dari orang ke orang masih belum terjadi hingga saat kini, atau masih jarang terjadi.

Flu Meksiko H1N1(2009)
Virus yang lebih dikenal dengan Flu Babi dengan Strain H1N1 tipe A ini memiliki CFR yang tinggi. Kasus ini mewabah ke seluruh dunia namun masih mampu dikendalikan.

NEXT Moment…..?

Rabu, 11 Mei 2011

Berbagi Keceriaan


Setelah kita belajar cuek.. sekarang belajar peduli..hehehe…dengan berbagi keceriaan..ok!
Pengalaman hidup manusia yang panjaang menjelaskan bahwa orang yang mampu mencapai kedudukan yang tinggi adalah orang yang memberi nasehat kepada orang lain dengan ilmu yang bermanfaat atau yang mau melepaskan orang lain dari himpitan masalah, memudahkan orang yang kesulitan dan orang yang mau mengeluarkan apa saja miliknya untuk membahagiakan orang lain. Orang yang mendapatkan posisi mulia dari sisi Rabbnya adalah orang memiliki seni membagi keceriaan dari jiwanya yang jernih.
Perhatikanlah kedudukan mulia itu ketika seseorang sahabat Nabi saw yang menerima seorang tamu, tapi ingin sekali memuliakan tamunya tersebut dan membuatnya gembira padahal dia tidak punya makanan kecuali hanya sedikit. Sahabat itu kemudian mematikan lampunya, dan lalu dia berpura-pura seakan sedang ikut makan hingga tamunya menghabiskan makanan yang terhidang di depannya sampai kenyang.
Dan Al Quran pun turun untuk merekam perbuatan itu yang mungkin dianggap remeh oleh mata manusia namun berat dalam timbangan kepahlawanan, prinsip dan makna. Karena itulah Allah swt mengangkat derajat shaabat tersebut dengan perbuatannya, seperti ditegaskan dalam firmanNya, “Dan mereka mengutamakan (muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan (QS. Al Hasyr:9)
Rasulullah saw bersabda :Sesungguhnya di antara amal shalih yang paling dicintai Allah adalah memasukkan keceriaan di hati seorang mukmin, melepaskannya dari kesedihan, membayarkan Utangnya, dan memberinya makan dari kelaparan (HR. Baihaqi)
Hadist lain juga menyebutkan bahwa “Siapa yang menyisipkan keceriaan ke dalam sebuah penghuni rumah dari kaum muslimin, Allah tidak rela pahala baginya kecuali surga (HR. Thabrani dan Aisyah ra)
Begitu muliannya perbuatan sederhana ini, kita sisa menumbuhkan sifat peduli, berbagi, walaupun sedikit, walaupun kita juga butuh, Insya Allah.. kita hanya perlu YAKIN bahwa semua itu aka nada gantinya yang lebih baik… Mari Menularkan keceriaan,

Rabu, 13 April 2011

Belajar Cuek


Saya punya banyak teman yang sifatnya cuek abis, Mereka kebanyakan mudah mengatasi kesedihan yang mereka alami,karena sifat “Cueknya, ah..masa modoh” itu sudah terjadi. “Lupakan sajalah!”.

Jika mereka merasa sedih mereka hanya bersedih sesaat, tetapi besoknya sudah senang kembali karena mereka tidak begitu memasukkan segalanya ke dalam hati… “Gimana sih…jadi orang cuek sepertimu???” tanyaku.
“Gini caranya..” dia Jelasin

1.Mengangap semua persoalan menjadi ringan
“bila sebuah tantangan yang berat dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa, maka tantangan itu akan ringan”
Jika manusia menggangap ringan semua masalah, masalah tersebut akan benar-benar jadi ringan. Kamu bisa mengatasi masalah apapun dengan mudah dan hati yang lapang, walaupun sebenarnya masalah tersebut sangat besar.

2.Teruss yang kedua Tidak memasukkan semua hal kedalam hati
Biasanya jika kita terlalu perasa dan memasukkan semua hal kedalam hati, itu malah akan membuat hati kita mudah sakit dan kecewa. Tidak semua hal itu berhubungan dengan anda, jadi jangan terlalu perasa lah… atau terlalu ge-er.

3.Jangan peduli terhadap hal-hal yang belum benar
Ada hal-hal yang sebenarnya tidak perlu kita pedulikan, omongan tidak benar, perbuatan yang mudharat, gossip, fitnah dan kawan-kawannya dech. Tidak ada manfaatnya bagi kita.. Abaikanlah

4.Terakhir kita harus mudah melupakan dan memaafkan
Jangan suka memendam perasaan terlalu lama, apalagi rasa kesal. Lupakanlah saja apa yang sudah terjadi.. toch tidak ada makhluk tuhan yang Suci banget di dunia ini, semua pasti punya salah. Anggap saja itu angin lalu, yang baru saja meniup kita. Jangan simpan di dalam hati...maafkanlah dia, mereka yang mungkin pernah bersalah pada kta. Insya Allah hati kita akan bebas dan tidak terikat kepada orang itu..
So..Jangan masukkan semua Hal kedalam hati…yang baik-baik saja, yang indah-indah saja
And Cuek Aja…..

A.K

Rabu, 06 April 2011

Si Axioo


Ada apa lagi dengamu...Beberapa program tidak bias jalan, tidak bisa di install, terblokir, tidak bias ter Shut-down, baterai drop, virus menyerang dokumen….ckckck… makin parah aja
Hufth…Setelah mencoba merawatnya..mengobatinya… beberapa hari ini.. ternyata virus yang menyerang si axioo semakin ganas…penyakitnya memarah…baru kali ini saya harus angkat tangan..tak mampu lagi menanganinya.. dia harus di rujuk..masuk ICU dulu… bermalam beberapa hari… di treatment oleh yang lebih spesialis..semoga dia bisa menyembuhkanmu…. maaf selama ini tidak mampu menerapkan ilmu preventif di dirimu….mencegah virus yang masuk di dirimu…kamu memang butuh istirahat..setelah beberapa minggu saya memaksamu begadang, bekerja hampir 24 jam non-stop..hehehe… maaf ya Met Istirahat dulu…semoga lekas sembuh ya….saya butuh dirimu di Lapangan...Please..

Minggu, 03 April 2011

Kesepasangan


Pernahkah kita menyadari bahwa kita dapat merasakan segala sesuatu yang menguntukngkan (Pintar, soleh, berani, tawadhu, kaya…) karena jasa segala hal yang merugikan (Bodoh, kafir, takut, serakah, miskin….) ?

Jika kita merasa nikmat menjadi orang pintar atau orang kaya sesungguhnya nikmat itu berkat pasangan dari pintar yakni “bodoh”. Artinya, jika kita tidak pernah merasakan bodoh, secara alamiah kita tidak akan merasakan pintar sebagai suatu kenikmatan.

Ini sama persis dengan malam hari yang terasa dingin karena kita merasakan panas pada siang hari. Begitupun dengan keberaniaan yang terasa memukau karena kita entah kapan, mengenal ketakutan yang melumpuhkan.

Inilah salah satu elemen penting yang menjadi faktor terselenggaranya kehidupan di dunia. Elemen ini menjadi penting sebab Allah menciptakannya sebagai hukum kesepasangan. Sebagai konsekuensi alamiahnya. Hukum ini tidak menngenalkan kita kepada ketunggalan. Oleh karena itu kita tidak mungkin hidup tanpa kebodohan sebab tanpanya tak mungkin ada kepintaran.Apakah kita sanggup hidup terus menerus pada malam hari ? ya…ngak mungkin khan

Hukum kesepasangan ini kemudian mengajarkan kita pada pengenalan kita tahu dingin karena ada panas kita mengenal malam karena ada siang tanpa panas dan siang tidak ada istilah malam dan dingin dalam kehidupan ini.

Kita juga diajarkan untuk tidak saling meniadakan sebab dengan meniadakan kesepasangan sama artinya dengan menentang kehidupan. Makanya jangan meniadakan orang bodoh jika ingin ada orang pintar. Jangan meniadakan orang kafir jika ingin ada orang mukmin dan kebahagiaan, Itulah mungkin alasan mengapa Tuhan mengutus nabi-nabi dengan bekal kitab-kitab, sekaligus menakdirkan kehidupan mereka dalam putaran roda kehidupan ini, (Kadang di atas kadang dibawah).

Rabu, 30 Maret 2011

TANTANGAN BARU KESEHATAN MASYARAKAT


Awal Tahun 90an atau menjelang abad 20 berakhir, dunia sudah meramalkan bahwa umat manusia akan menghadapi rival kehidupannya di dunia, yakni VIRUS dan berbagai keluarga besar jasad renik lainnya.Meskipun manusia kadang bisa memenangkan pertarungan ini, namun sering kali kalah dalam menghadapi kepiawaian virus dalam mengubah struktur dirinya yang kita kenal sebagai mutasi. Tubuh manusia mmemilii system pertahanan yang berlapis-lapis, namun menghadapi virus yang sering berganti baju atau mikroba yang kebal obat-obatan (multi drugs resistans) maka system pertahanan manusia sering kewalahan.

Kini ketika awal abad 21 dimulai, dunia menghadapi kenyataan bahwa SARS, Avian Influenza, Masalah resisten obat Penderita TB, Malaria, staphilokokus aureus dan mikroba lain yang resisten terhadap obat, Menjadi masalah global. Baik Virus Baru, Maupun kuman yang resisten obat, berkeliling dunia menyebar ke seluruh dunia bersama pergerakan komuditas barang dan manusia. Pergerakan manusia berarti pergerakan virus dan penyakit, Pergerakan barang dan komuditas juga berarti perdagangan kuman penyakit


Mengapa Timbul Penyakit Infeksi Baru ?

Dalam perspektif kesehatan masyarakat, adanya penyakit infeksi baru (New Emerging Infectious Disease) ataupun penyakit infeksi lama yang muncul kembali (Re-emerging Infectious Disease) merupakan konskuensi logis dari sebuah proses evolusi alam.
Secara umum, disamping kemampuan mikroba pathogen yang memiliki kemmpuan untuk mengubah diri, manusia dengan berbagai perubahan teknologi dan perilakunya juga memberikan peluang kepada mikroba untuk secara alamiah merekayasa dirinya secara genetik.

Timbulnya penyakit infeksi baru atau munculnya kembali penyakit lama juga disebabkan oleh kegagalan program program kesehatan masyarakat (Morse,2004). Kegagalan program seperti imunisasi, penyediaan air bersih, rumah sehat, sanitasi dasar, Surveilans penyakit dan lainnya memperburuk keadaan,menyuburkan berkembang biaknya mikroba.

Perubahan iklim global juga memberikan kontribusi terhadap timbulnya penyakit infeksi baru maupun penyakit lama yang tiba-tiba muncul kembali entah dari mana. Hari ini semua itu menjadi tantangan buat kita semua, terutama para praktisi yang bergerak di bidang kesehatan, Termasuk didalamnya EPIDEMIOLOGIST.

Dampak yang ditimbulakn bisa meliputi kerugian ekonomi, kepanikan masyarakat, aspek politik, hukum, perhubungan, pariwisata. New Emerging Infectious Disease dapat diibaratkan sebagai sebuah nyala api kecil yang tiba-tiba meluas dengan cepat. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan untuk mewaspadai secara dini serta sensitivitas petugas terhadap adanya kejadian yang diperkirakan akan meluas.
Masihkah kita diam saja….
Sumber : Achmadi, U.F. 2008. Horison Baru Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jakarta: Rieneka cipta

Minggu, 27 Maret 2011

Ada Apa dengan Langit ??


Memandangi langit malam menyisakan sedikit kepedihan di hati saya.
Begitu kecilnya Saya dan begitu besar KekuasaanNYa
Ada apa dengan langit?

langit malam kali ini sungguh pekat, nyaris tidak ada sebuah bintang
Ada Apa dengan Langit?
bulan juga bersembunyi, sehingga kegelapan semakin berkuasa.
Tapi tetap saja langit membuat diri saya kecil melihat KebesaranNya
Ehm…melihat langit saya bisa menertawakan diri sendiri
yang sering kali begitu ambisius,egois, sombong
sehingga lupa untuk bersyukur, lupa untuk bersujud

lupa mensyukuri seteguk air yang bisa membasahi kerongkongan di pagi hari,
Lupa menysukuri sesuap nasi yang melegakan perut yang keroncongan. Dan lupa lainnya
Sering begitu sibuk mempertanyakan kenapa saya tidak seperti si anu,
kenapa saya tidak bisa begini seperti si ini,
dan berbagai kenapa-kenapa lainnya yang takkan pernah terjawab jika hati saya berkeras untuk tidak menerima jawaban yang tersedia. Padahal saya telah tahu jawabannya: Bersyukur!

Saya menatap langit sekali lagi. Cukup untuk hari ini saya menatapnya. Besok, di lain waktu, saya ingin meminta Allah memberi saya sedikit lagi waktu untuk menatap langit.

Melihat bintangNya, melihat bulanNya yang Indah
Mengumandangkan zikir dan pujian-pujian kepada-Nya.

Jumat, 25 Maret 2011

Home SicK


Ahh..dasar anak rantau baru 7 bulan merantau…sudah mau pulang..(pikirku..)
Saya mesti selesaikan mimpi dirantauku dulu sebelum pulang kawan….(pikurku lagi)
Tapi tidakkah kau kasian sama ibumu..bapakmu..saudaramu..yang juga rindu kau…
Hufhht…

ini cerita tentang Keluarga

Keluarga..ia begitu penting dalam hidup kita… Mereka mengelilingi hidup kita, mungkin secara fisik tidak berada disamping kita. Dalam beberapa hal mereka sangat berarti, namun kadang kita tak menyadarinya. Eksistensi kita adalah eksistensi mereka . Sehingga menghargai dan menjaga kehormatan keluarga menjadi tanggung jawab kita.

Maka perjuangan dan kerja keras selalu kita butuhkan untuk mereka dan atas nama mereka, sebagai manusia yang selalu harus kita sayangi dan cintai. Saat ini mungkin keadaan kita sama,,,, jauh dirantau, tidak bersama keluarga, dan orang-orang yang kita sayangi.. mungkin karena kuliah seperti diriku, atau bekerja, atau urusan lain dalam waktu yang cukup lama… Meski berjauhan tapi sesungguhnya kita tidak pernah bias lepas sepenuhnya dari mereka. Sebab setiap orang yang mengenal kita, punya kebiasaan selalu menanyakan asal usul kita, sehingga karena itu kita selalu menyebut mereka, maka apapun yang kita lakukan diluar sana keluarga kita selalu terlibat.

Keluarga adalah tempat kita kembali menata dan memperkuat ruhiyah, menguatkan jiwa kita yang sedang tergoncang. Keluarga tempat kita kembali menyegarkan fisik dan pikiran, manakalah kita sedang merasakan penat dan lelah. Keluarga mengajarkan kita merajut dan memperkokoh ukhuwah, mengajarkan kita membagi sayang, kasih dan cinta. Mereka selalu menjadi motivasi buat kita dari banyak arah…

Ketika Allah memberi kita kesempatan hidup dengan dikelilingi keluarga, maka jangan pernah melihat mereka sebagai beban. Sebab bersama mereka, Allah memberikan banyaak…kenikmatan. Saat Allah swt memanjankan usia kedua orang tua kita, maka akan selalu ada curahan kasih dan saying dari mereka..doa-doa mereka akan kebaikan kita yang pasti selalu didengar Allah swt.Bersukurlah kita..karena tidak semua orang dikarunia kenikmatan seperti itu.
Insya Allah Bulan Puasa Nanti saya Pulang…. :D

 
 
Blogger Templates