Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Selasa, 31 Mei 2011

Aku dan Ransel Hitamku



Ransel hitamku… 4 tahun yang lalu waktu aku menemukanmu di sebuah toko Tas perlengkapan “Adventure”. Selain karena uangku pada saat itu hanya pas untuk membelimu, Aku memilihmu karena ku yakin kau kuat menemaniku… kemana-mana.
sekarang kamu sudah tak sehitam dulu, bagian atasmu sudah kecoklatan..dipudarkan matahari, dengan sedikit sentuhan corak abu-abu dari debu jalanan, entah kapan aku terakhir mencucimu… hahaha...
MySpace
Kau menemaniku 3 tahun selama kuliah di FKM Unhas, isimu tidak kurang dari 3kg setiap hari membuat pundakku mungkin turun 3cm selama 3 tahun itu… Laptop, buku-buku, alat tulis, laporan, hardisk, flashdisk,…mengisimu, dan membuatku lelah ketika harus membawamu kesana kemari, naik turun 3 lantai ketika mengurus tugas akhir di semester-semester akhir..hufthhh….
MySpace
Kau juga sering menemaniku jalan-jalan, bertualang, atau ketika survei di beberapa daerah. Sangat senang bisa bersamu…,kayaknya seperti ada yang hilang ketika tidak membawamu jika aku pergi.hehehe,…

Sampai ketika aku berangkat ke Jogja untuk melanjutkan pendidikan, akupun membawamu..padahal aku bisa saja menggantimu dengan yang lebih bagus.. tapi ya.. aku tetap memilihmu sebagai teman, menemaniku lagi melanjutkan petualangan bersama di Jogja, kuliah dan menyelesaikan tugas lapangan. Kuharap kau masih kuat, walaupun kemarin baru kulihat ada robekan di bagian bawahmu, entah sudah berapa lama kau merahasiakannya,.. mungkin kau takut jika aku tahu kemudian menggantimu. Tenang aja…
Insya Allah aku ingin kau menemaniku sekali lagi, menyelesaikan Masterku… Setelah itu Beristirahatlah…
MySpace

Danbo & Conan

Senin, 23 Mei 2011

Potret Pendidikan di Garis perBATASan Indonesia


Apa yang membuat saya tertarik menonton film ini ? Pertama,orang-orang yang hebat dan berpengalaman yang berada di balik layar maupun pemeran dalam film ini. Sebut saja Rudi Sudjarwo yang duduk sebagai sutradara, Slamet Rahardjo sebagai penulis scenario,siapa sih yang tidak kenal mereka, kecuali mereka yang jarang nonton..hehehe… Bintang senior Piet Pagau dan Jajang C Noer, ada juga Marcella Zalianty, Ardina Rasti dan Arifin Putra. Ya..mereka cukup terkenal dengan totalitasnya dalam berakting..Betul ndak(Sok Tahu). alasan Kedua saya menonton film ini karena film ini mengambil tema "Sosial-Budaya" dan sisi lain dari Indonesia. Ya..seperti Minggu lalu, saya juga sudah mereview film The Mirror never lies, film yang juga mengangkat tema yang sama, bedanya minggu lalu kita diajak ke pulau wakatobi melihat kearifan lokal suku bajo di laut, kali ini kita belajar dari alam hutan pedalaman Kalimantan, tepatnya di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. Gini ceritanya….


Scene pertama diawali seorang gadis yang dikejar-kejar oleh 2 orang dalam hutan. Dia adalah pekerja TKI yang melarikan diri dari negara tetangga Malaysia. Ia kemudian ditolong oleh Ari (penjaga perbatasan) kemudian di bawah ke kampung Dayak. Oleh masyarakat Dayak disana ia diberi nama UBUH (Ardina Rasti), UBUH tak hanya memperoleh perlindungan namun juga kehangatan dan keramahan yang perlahan membuatnya berangsur pulih dari trauma. Saya suka sama akting Ubuh dalam film ini, sangat ekpresif, menjiwai, Spesialis muka sendu kata orang yang nonton disebelahku. Hanya 2 kata yang terucap selama ia berakting “Mereka Jahat” (Enak banget ya.. ndak capek-capek hafal scenario….) hehehe…
MySpace

Scene selanjutnya berpindah ke Jaleswari(Marcella Zalianty), tokoh utama dalam film ini, Jaleswari ditugaskan bosnya untuk mengamati dan mencari solusi dengan program CSR bidang pendidikan yang terputus tanpa kejelasan di Kalimantan. Banyak guru pulang dan tidak betah mengajar disana. Jaleswari pun menerima tugas itu, walaupun alasan utama sebenarnya ia ingin menenangkan diri akibat suaminya meninggal. Singkat cerita Jaleswari akhirnya tiba di suatu kawasan budaya Dayak. Dia pun berjumpa dengan Adeus, salah satu guru di sana, berjumpa pula dengan Panglima dayak bertemu opik, bertemu Ari, serta bertemu dengan Borneo, anak kecil yang berani dan memilki semangat tinggi untuk belajar...disinilah konflik bermula.

Ternyata Kenyataan Jaleswari tidak seperti yang diinginkan. Daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan ternyata memiliki pola kehidupan sendiri, sosial budaya yang berbeda, mereka punya pandangan tersendiri tentang garis perbatasan, tentang pendidikan, tentang bagaimana bertahan hidup. Konflik batin terjadi ketika dia terperangkap pada masalah kemanusiaan yang jauh lebih menarik dan menyentuh perasaan dibanding data perusahaan yang sangat teoritis dan terasa kering karena pada hakekatnya masalah sebenarnya adalah tidak mudah untuk memperbaiki dan menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting bagi mereka. upaya memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat, begitupula masalah pendidikan. “Belajar itu tidak hanya dalam ruang kotak segi empat saja” tapi belajar itu bisa di alam. Begitulah Jaleswari mencoba mengerti dan memahami pola pikir masyarakat disana. Mampukah dia diterima ? Mampukah masyarakat berubah setelah kehadirannya ? Ya..nonton aja sendiri.

Ada beberapa kekurangan dan ketidakmengertian saya tentang film ini. Film ini menyajikan konflik yang cukup banyak, saking banyaknya cerita ini menjadi tidak konsisten, ya..saya sih bisa mengerti sang sutradara maupun penelis scenario sebenarnya mungkin mau mengangkat semua masalah yang ada disana, ya..apakah itu masalah perbatasan, masalah pendidikan, Masalah hutan, Masalah TKI, Masalah akses daerah terpencil, masalah budaya dan adat istiadat dan masalah lainnya, Itulah yang membuat cerita dalam film ini kurang begitu kuat. Alur ceritanya juga lambat… ujung-ujungnya kadang datar dan sulit dimengerti (atau mungkin saya yang tidak nangkap ya…hohohho)Selain itu penggunanan bahasa yang cukup berat dimengerti dalam film ini. Sound yang menganggu karena tidak stabil seolah-olah terpotong-potong, saya tidak tahu apakah memang asalnya dari film itu, atau mungkin sound dibioskop tadi memang kurang bagus. Kata "BATAS" sendiri ternyata diakhir cerita punya banyak makna, tidak sekedar daerah perbatasannya saja. Batas disini memiliki arti yang lebih universal. Yang mungkin akan kalian temui dikehidupan nyata. Tentang batas tenggang rasa, batas memiliki kemerdekaan dan batas-batas lain yang harusnya dimengerti dan digunakan sebagaimana mestinya.
MySpace

Tapi terlepas dari semua itu secara garis besar film ini layak untuk ditonton. Tidak sekedar menonton tentunya tapi kita juga bisa belajar dari film ini. Belajar dari alam, Belajar bersyukur, kalau kita masih cukup beruntung dibandingkan saudara kita yang berada di pedalaman, di daerah-daerah terpencil, yang tak tersentuh tangan-tangan pemerintah. Lagi-lagi pemerintah. Kemana pemerintah kita? Mana kewajiban mereka untuk mencerdaskan anak bangsanya, untuk memberi keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia..? "Ya..jangankan di daerah terpencil ndra di kota aja masih banyak yang tidak bisa merasakannya.." Butuh komitmen semua elemen masyarakat untuk mewujudkan itu semua (Sok Bijak: mode on)

“Hidup bukan antara keinginan dan kenyataan. Tapi keinginan untuk menghadapi kenyataan..."
MySpace

Minggu, 22 Mei 2011

Mencari Informasi Kesehatan


Mencari informasi kesehatan khususnya di internet lumayan gampang-gampang susah, apalagi kalau teman-teman yang lagi sibuk nyusun laporan akhir, skripsi atau thesis, bakalan pusing tujuh keliling mencari referensi yang sesuai, mencari penelitian yang serupa (keaslian penelitian), mencari jurnal dan lain sebagainya…hehehe..

Kamu bisa sih.. mencari di om google atau search engine lainnya, tapi harus pintar milih-milih soalnya di google mulai dari penelitian yang bernilai ”Sampah” sampai “Emas berlian” dimunculin semua.

Sebagai mahasiswa dan orang yang bergerak di bidang kesehatan, kita dituntut memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi yang ada, terutama internet sebagai media tanpa batas untuk mengakses informasi. Setelah itu kita harus bisa mengolah informasi yang ada, menilai secara kritis kesahihan informasi tersebut. Sehingga dapat kita gunakan untuk penelitian bahkan menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan yang tepat dalam kaitannnya dengan kesehatan.
Semua orang pasti tahu satu dekade terakhir akses ke sumber informasi dapat dilakukan secara elektronik. Sumber dalam bentuk cetak memang sudah biasa, mudah dan memuaskan. Namun informasi baru sering kita jumpai dalam jurnal-jurnal kedokteran dan kesehatan. Makin mudahnya akses tersebut sebenarnya menjadi tantangan tersendiri buat kita yang bergelut didunia kesehatan,khususnya para klinisi untuk terus mengupgrade pengetahuan dan skillnya.

Setiap proses penelitian pasti diawali oleh proses pencarian dan penemuan informasi, sehingga ketika proses pencarian informasi tidak berjalan dengan baik maka proses penelitian juga tidak akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu kenyataan yang kita lihat sekarang kurangnya kemampuan menggunakan teknologi informasi internet ternyata juga disertai dengan kurangnya penulisan-penulisan ilmiah yang dipublikasikan oleh para peneliti Indonesia. Sebagai fakta yang cukup menarik yaitu adanya laporan dari Thomson Scientific (Amerika) yang mengatakan bahwa jumlah paper ilmiah yang dipublikasikan selama tahun 2004 oleh peneliti di Indonesia (yang berafiliasi ke lembaga penelitian atau universitas di Indonesia) berjumlah 522 paper ilmiah. Jumlah ini ternyata hanya sepertiga dari paper ilmiah yang dihasilkan oleh Malaysia (1438 paper). Bahkan di level ASEAN, Indonesia hanya menempati peringkat ke empat setelah Singapore (5781 paper), Thailand (2397 paper)dan Malaysia. Makanya jangan heran kalau kita sangat kesulitan mencari jurnal berbahasa Indonesia di Internet, biasanya kita mesti masuk di website perpustakan-perpustakaan universitas.


Oleh karena itu tulisan ini mencoba sedikit membuka mata kita kalau ternyata banyak kok sumber informasi kesehatan yang bisa kita akses untuk mendukung penelitian-penelitian kita.ya..walaupun kadang kita harus bekerja keras untuk mentranslatenya..hehehe.. Dan ingat jangan asal nyomot sumber, biasanya para dosen pembimbing tidak senang kalau ada referensi (daftar pustaka) yang dicomot dari om google yang sumbernya tidak jelas, dari Blog, apalagi blog ini..hehehe, dan informasi dari Koran. Saya akan memberikan beberapa link yang bisa kita akses untuk memperoleh Informasi Yang Insya Allah Valid.

Sumber-sumber Informasi
Didalam lingkup ilmiah dikenal dua buah penelitian, yaitu Primary Studies yang berupa penelitian-penelitian original, dan Secondary studies yang berupa sintesa data dari penelitian-penelitian original (primary studies).

Primary Studies dapat berupa :
1.Clinical trial
2.Cohort Studies
3.Case Control
4.Case Series

Secondary Studies dapat berupa :
1.Meta Analyses
2.Systematic Rivew
3.Guidelines
4.Decision Analyses

Sumber-sumber informasi yang dapat kita gunakan dibagi menjadi 4 kategori :
1.System : merupakan sumber informasi yang berupa bukti klinis dan secara regular mengalami pembaruan (update), beberapa link System yang bagus antara lain PIER , UpToDate, Clinical Evidence EBM Guidelines

2.Synopses : Sumber informasi yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai media informasi bagi klinisi akan adanya suatu perkembangan klinis dan sebagai suatu database artikel artikel jika ternyata telah ada suatu panduan yang lengkap dan sistematis.ini bisa kita temukan dalam situs ACP Journal Club dan InfoPOEMs

3.Summaries atau Syntheses merupakan sumber informasi yang mengumpulkan beberapa laporan-laporan penelitian dari topik tertentu kemudian dianalisis dan diriview, biasa disebut Systematic Rivew. Situs yang menyediakan sumber informasi yang sifatnya Summaries yaitu COCHRANE dan campbell collaboration

4.Studies merupakan sumber informasi yang berupa penelitian original atau penelitian-penelitian primer contohnya : Pubmed Journal , British Medical Journal , Journal PH Oxford dan lainnya silahkan klik disini

Ya..semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman.. Gambatte.. Ayo Berburu Informasi Kesehatan dan Update pengetahuanmu… MySpace

Sumber : Agus Budi Utomo.Berburu informasi Kesehatan.Pustaka Cendikia Press.2010

Senin, 16 Mei 2011

The Mirror Never Lies : Satu lagi Film tentang kearifan alam laut Indonesia


Senin libur, ndak ada kerjaan, pusing mikirin proyek lapangan ndak jelas kapan selesainya, browsing, searching dan saya pun iseng membuka www.21cineplex.com berharap ada film bagus yang bisa ditonton, maklum udah 3 minggu saya melihat daftar film di bioskop jogja kok ndak ada yang bagus, kalau bukan tema-nya tentang setan-setan, pasti film semi esek2, atau film barat yang kadang tidak masuk akal setelah baca sinopsisnya.hehehe.. Akhirnya saya tertarik melihat synopsis film The Mirror Never Lies,emm..kayaknya menarik untuk ditonton kataku dalam hati, akhirnya setelah lihat jadwalnya (alhamdulillah ada jadwal yang tidak mengharuskan menjamak sholat..hehehe) saya kemudian berangkat ke salah satu bioskop di jogja. Setelah nonton, emm.. tak sabar untuk posting di blog ini. Sedikit sharing aja..hehehe.., semoga bisa jadi rekomendasi bagi yang belum nonton.

Film ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Pakis yang diperankan oleh anak suku bajo asli (Gita novalista) yang menunggu dan rindu berharap ayahnya bisa pulang dari melaut. Namun diakhir cerita dikisahkan Pakis harus menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal di lautan ketika sedang berlayar mencari ikan. Ibu Pakis, Tayung (Atiqah Hasiholan) sudah berulang kali meminta Pakis untuk tidak lagi menunggu-nunggu ayahnya, tapi Pakis tetap bersikeras. Ia bahkan selalu mengunjungi Sanro (dukun) untuk bertanya tentang keberadaan ayahnya, sambil selalu membawa cermin pemberian ayahnya. Pakis selalu ditemani oleh sahabatnya yang bernama Lumo (Eko) dalam pencarian ayahnya ini. Kemudian muncul Tudo (Reza Rahadian) seorang peneliti lumba-lumba dari Jakarta, hadir di kehidupan ibu dan anak ini, dan konflik selanjutnya hadir dengan sederhana di antara mereka.

Alur ceritanya memang cukup sederhana, tidak terlalu banyak konflik didalamnya, namun banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dalam film ini. Tentang kearfian lokal suku bajo dalam menghadapi hidup di lautan, tentang menghargai alam menghargai laut dan melestarikannya, tentang penantian seorang anak, tentang ketidakramahan laut, tentang keindahan alam wakatobi, tentang kebudayaan orang bajo dan masih banyak lagi…pokoknya nonton aja dech…

Saya ingin sedikit menceritakan tentang suku bajo terlebih dahulu sebelum kita review tentang fim ini. Suku Bajo dikenal sebagai pelaut-pelaut yang tangguh. Namun, sejarah lebih mengenal suku Makassar, suku Bugis, atau suku Mandar, sebagai raja di lautan. Padahal, suku Bajo pernah disebut-sebut menjadi bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya. Sehingga, ketangguhan dan keterampilannya mengarungi samudera jelas tidak terbantahkan. Bagi masyarakat Bajo, lautan selalu merupakan tempat satu-satunya untuk menetap dan bertemu. Ini sesuai dengan prinsip mereka: “Kami adalah orang-orang laut.” Kelak prinsip itu mengalami dilema, bahkan mendapatkan suatu ‘ancaman’ ketika mereka dihadapkan dengan program pemerintah yang mengharuskan mereka hidup menetap. Jauh dari prinsip mereka sebagai suku pengembara laut. makanya, nama suku Bajo itu lebih terkenal dan menyebar hingga ke seluruh nusantara. Sehingga, suku laut apa pun di bumi nusantara ini kerap disamaratakan sebagai suku Bajo.

Setting dalam film ini diambil di pulau Wakatobi yang terletak di Sulawesi Tenggara, saya sangat menyukai pengambilan gambar dalam film ini, saya baru melihat bahwa Wakatobi pulau yang sangat indah, pemandangan bawah lautnya, Sunsetnya, terumbu karang yang banyak dan indah, dimana ikan-ikan hias seperti Nemo dkk pasti sangat suka tinggal di tempat seperti itu. Penonton mungkin akan lebih terpesona melihat gambar-gambar tersebut daripada memperhatikan alur ceritanya.

Berikut beberapa point yang saya coba bagikan, kenapa film ini layak ditonton :

1.Sinematografinya luar biasa, keindahan bawah laut, pemandangan alamnya itu loch..yang membuat saya berniat ingin mengunjungi pulau itu suatu saat, selain raja ampat di papua. Hehehe… :D

2.Menampilkan keseharian masyarakat di sana yang unik. Bayangkan saja mereka hidup di rumah-rumah yang terapung di atas air. Rumah itu hanya terbuat dari bambu, kayu, anyaman untuk dinding, tapi mereka tetap bertahan! Untuk berjalan ke rumah tetangga, dan untuk aktivitas yang lain, mereka berjalan diatas kayu-kayu yang disusun saling berkaitan. Susunan kayu yang tampak seperti ”jembatan-jembatan” kecil itu tidak lebar, mungkin hanya selebar satu tapak kaki orang dewasa. Tapi mereka dengan lincah berjalan di atasnya, yang anak-anak kecil bahkan berlarian, tanpa takut terjatuh. Wih.. Jika ingin beraktivitas di tempat yang agak jauh dari pemukiman mereka, mereka menggunakan alat transportasi perahu kecil yang didayung manual, tidak menggunakan mesin. Inilah alat transportasi mereka ketika mereka ke sekolah, melaut, mencari ikan, atau kepulau sebelah menjual tangkapannya.

3.Beberapa adengan menarik yang saya tangkap adalah ketika teman Pakis Lumo (Eko), mendayung perahunya dengan santai, sambil berbaring!weits..dasar anaklaut, Ada juga adengan anak kecil kurang lebih 5 tahun mendayung perahu kecilnya dengan santai…lucu bgt, Atau ketawa Lumo yang lucu, yang kalau menontonya pasti ikut ketawa hahahaha, adegan seorang anak perempuan kecil yang bermain hulahop dikepalanya,ketika pakis termenung,hehehe.. dan adegan susahnya mencari air tawar, pakis dan lumo harus mendayung perahu jauh ke pulau yang berbukit, ada juga adegan tentang tradisi perjodohan yang unik di masyarakat tersebut. Atau gambar cermin-cermin yang digantung di atas pohon.weits pokoknya masih banyak dech..

4.Tidak ada soundtrack film dalam film ini yang ada hanya Selingan nyanyian ”live” tanpa iringan alat musik, lagu-lagu daerah yang bagi saya tidak asing, karena mirip dengan lagu-lagu bugis, dialog yang lucu dan tingkah polah alami khas anak kampung yang diperankan baik oleh Pakis, Lumo, dan beberapa pemeran figuran dari anak2 penduduk asli Wakatobi menjadi hiburan tersendiri dan membuat film ini menjadi tidak membosankan.

5.Film ini ingin menyampaikan pesan bahwa manusia dapat hidup berdampingan dengan alam, sepanjang kita juga menjaga kelestarian dan tidak mencemarinya. Ada dialog yang menarik antara Tudo dan Pakis, ketika Tudo bertanya : ”Kenapa kamu mau tinggal di sini? Di atas air. Tidak takut?” kemudian Pakis bilang : ”Katanya Ayah sy tidak perlu takut. Di sini bagus. Walaupun setiap hari bergoyang tapi kita tetap hidup”.Dalam film itu diperlihatkan beberapa adegan mengenai perlindungan ekosistem laut. Contohnya, tidak mengambil ikan yang masih kecil agar masih bisa terjadi proses regenerasi populasi. Ada pula eksplorasi terhadap nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dalam menjaga lingkungan. Kegamangan Pakis meninggalkan pesan bahwa lautan sebetulnya bisa bersahabat dengan manusia. Namun, itulah lautan, sebuah kondisi keras yang harus dihadapi oleh suku Bajo dari Wakatobi. Terlebih, pekerjaan melaut menjadi bertambah keras akibat alam semakin tidak nyaman dan tak menentu. Yang telah membuat para istri menjadi janda dan anak menjadi yatim.

6.Belum banyak film Indonesia yang mengangkat tema tentang kehidupan salah satu suku bangsanya. di antara yang sedikit itu, film The Mirror Never Lies (Laut Bercermin) ini adalah salah satunya. Film yang disutradarai oleh Kamila Andini, putri dari sutradara senior Garin Nugroho ini turut didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi dan World Wide Foundation (WWF).
MySpace

Sabtu, 14 Mei 2011

Moment Penting Dalam Sejarah Penyakit Menular di Dunia


Sangat penting melihat sejarah untuk memperkirakan apa yang akan terjadi kedepan. Berikut beberapa moment penting dalam sejarah penyakit menular di dunia. Menurut anda apa yang akan terjadi Selanjutnya ?



Hipocrates ( ± 400 SM)
Beliau yang pertama kali memperkenalkan teori tentang hubungan penyakit dengan lingkungan. Lebih dikenal sebagai bapak kedokteran, makanya namanya kemudian diabadikan sebagai Sumpah bagi para Calon Dokter ketika telah selesai menyelesaikan pendidikannya.

Black Death (1300-an)
Pandemik Plague (Penyakit Pes) di Eropa diyakini sebagai Bubonic Plague yang disebabkan oleh Yersinia pestis dan disebarkan oleh kutu, membunuh lebih dari 20 juta orang.

Frascatoro (Akhir 1400-an, awal 1500-an)
Beliau menulis buku On Contagion yang berisi mengenai penyakit menular dan pengobatannya. Tulisan itu merupakan salah satu karya tulis pertama dan terkenal untuk merumuskan teori kohesif mengenai penyakit menular.

Wabah Cacar (awal 1500-an)
Kedatangan bangsa Spanyol di Amerika menjadi awal masuknya cacar ke dalam bangsa Aztec tanpa kekebalan terhadap penyakit tersebut membunuh lebih dari separuh populasi pada saat itu.

John Graunt (1662)
Dokumen pengamatan alamiah dan politis yang dibuat berdasarkan cacatan kematian (Natural and Political Observation Made upon the Bills of Mortality) merupakan salah satu cacatan data pertama terkait kematian dan kelahiran, dan mengungkap bahwa terdapat suatu pola determinan distribusi penyakit .

Anton Van Leeuwenhoek (1632)
Karena temuan mikroskopnya, untuk pertama kalinya mikroba dapat dilihat.

Edward Jenner (akhir 1700-an)
Bapak Vaksinasi modern, Edward Jenner melakukan eksperimen dengan memberi pajanan cacar sapi untuk mencegah cacar air. Setelah melakukan pengamatan bahwa wanita pemerah susu sapi (yang selalu terpajan pada cacar sapi) jarang terinfeksi cacar air.

John Snow (Pertengahan 1800-an)
Menggunakan metode epidemiologis untuk mengidentifikasi sumber kolera yang mencemari air di London yang menewaskan Ribuan orang. Beliau mematahkan teori bahwa Kolera ditelurakan melalui udara, dan menjawab Cholera is Waterborne Disease. Beliau kemudian dikenal sebagai Bapak Epidemiologi Modern.

William Far (1839)
Beliau dokter yang diberikan tanggung jawab di bagian statistik kedokteran pada kantor cacatan umum di Inggris. Beliau mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian. Selama 40 tahun kemudian ia mengembangkan tradisi penerapan data statistik vital untuk mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat. Tradisi inilah yang kemudian mengangkat nama William Far sebagai bapak Surveillans Modern.

Ignaz Semmelweis (Tahun 1840-an)
Menemukan pentingnya mencuci tangan di klinik untuk mengurangi kematian pasca melahirkan karena demam puerperal,infeksi bakteri yang menyebabkan sepsis dan bahkan kematian setelah melahirkan. Setelah kematian telah banyak terjadi, rekomendasi Ignaz Semmelweis terkait mencuci tangan akhirnya dilaksanakan.

Robert Koch (akhir 1800-an)
Penanda pemikiran dalam bidang epidemiologi penyakit menular. Robert Koch mengaitkan penyakit dengan mikroorganisme penyebab spesifik dan menyusun postulat yang kita kenal dengan postulat Koch yang masih digunakan sampai sekarang dalam menentukan hubungan antara pajanan pada mikroorganisme dan penyakit atau bahkan lebih luas lagi diterapkan pada kondisi kesehatan lainnya.

Pandemik Influenza Spanyol (1918)
Membunuh lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia, virus tersebut menyebabkan lebih banyak kematian daripada Perang Dunia I, namun di satu sisi juga berperan menghentikan pandemik ini.

Alexander Langmuir (1949)
Mendirikan institusi yang berfokus pada cabang epidemiologi yang kini menjadi Center of Disease (CDC) dan kemudian Epidemic Intelligence Service (EIS)

Flu Asia (1957)
Wabah ini disebabkan Virus dengan Strain H2N2 tipe A, Virus ini memakan korban kurang lebih 1 juta orang.

Filovirus ditemukan (1967)
Keluarga virus baru yang menyebabkan Case Fatality Rate (CFR) yang tinggi dan mampu membunuh populasi secara cepat telah berhasil ditemukan. Virus ini termasuk virus Marburg dan berbagai macam strain virus ebola.

Flu Hongkong (1968)
Virus dengan strain H3N2 tipe A ini telah memakan korban jutaan orang.

Pemberantasan Cacar Air (1980)
WHO menyatakan cacar air telah diberantas di seluruh dunia. Kampanye serupa juga dilakukan untuk polio dan campak, target keduanya belum tercapai hingga sekarang (2011).

Virus Penyebab AIDS ini ditemukan (Pertengahan 1980-an)
HTLV-III/LAV ditemukan pada darah pasien AIDS (1983-1985), di tahun 1986 virus yang menyebabkan AIDS disebut HIV.

Kemunculan E-Coli O157: H7 (1982)
Ditemukannya pathogen yang amat berbahaya bagi manusia yang ditularkan melalui sumber makanan seperti daging sapi atau produk tanaman.

Infeksi Human Papilomavirus (Strain HPV-16 dan HPV-118) (1990-an)
Infeksi HPV ini lebih sering dikaitkan dengan kanker Serviks, namun pada tahun 2007 suatu penelitian menyatakan bahwa kanker tenggorokan dan mulut juga mungkin disebabkan oleh infeksi HPV.

SARS (1996)
Ditemukan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) sangat mudah menular, dan memiliki CFR yang tinggi,koordinasi cepat secara global berhasil mengurangi kematian, meskipun terdapat potensi wabah yang luas.

Flu Burung (H5N1) (1997)
Kasus pertama strain Influenza yang baru. Virus H5N1 ini sangat berbahaya dan peningkatan jumlah kasus penularan dari unggas ke manusia telah terjadi tahun 2007, meskipun penularan dari orang ke orang masih belum terjadi hingga saat kini, atau masih jarang terjadi.

Flu Meksiko H1N1(2009)
Virus yang lebih dikenal dengan Flu Babi dengan Strain H1N1 tipe A ini memiliki CFR yang tinggi. Kasus ini mewabah ke seluruh dunia namun masih mampu dikendalikan.

NEXT Moment…..?

Rabu, 11 Mei 2011

Berbagi Keceriaan


Setelah kita belajar cuek.. sekarang belajar peduli..hehehe…dengan berbagi keceriaan..ok!
Pengalaman hidup manusia yang panjaang menjelaskan bahwa orang yang mampu mencapai kedudukan yang tinggi adalah orang yang memberi nasehat kepada orang lain dengan ilmu yang bermanfaat atau yang mau melepaskan orang lain dari himpitan masalah, memudahkan orang yang kesulitan dan orang yang mau mengeluarkan apa saja miliknya untuk membahagiakan orang lain. Orang yang mendapatkan posisi mulia dari sisi Rabbnya adalah orang memiliki seni membagi keceriaan dari jiwanya yang jernih.
Perhatikanlah kedudukan mulia itu ketika seseorang sahabat Nabi saw yang menerima seorang tamu, tapi ingin sekali memuliakan tamunya tersebut dan membuatnya gembira padahal dia tidak punya makanan kecuali hanya sedikit. Sahabat itu kemudian mematikan lampunya, dan lalu dia berpura-pura seakan sedang ikut makan hingga tamunya menghabiskan makanan yang terhidang di depannya sampai kenyang.
Dan Al Quran pun turun untuk merekam perbuatan itu yang mungkin dianggap remeh oleh mata manusia namun berat dalam timbangan kepahlawanan, prinsip dan makna. Karena itulah Allah swt mengangkat derajat shaabat tersebut dengan perbuatannya, seperti ditegaskan dalam firmanNya, “Dan mereka mengutamakan (muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan (QS. Al Hasyr:9)
Rasulullah saw bersabda :Sesungguhnya di antara amal shalih yang paling dicintai Allah adalah memasukkan keceriaan di hati seorang mukmin, melepaskannya dari kesedihan, membayarkan Utangnya, dan memberinya makan dari kelaparan (HR. Baihaqi)
Hadist lain juga menyebutkan bahwa “Siapa yang menyisipkan keceriaan ke dalam sebuah penghuni rumah dari kaum muslimin, Allah tidak rela pahala baginya kecuali surga (HR. Thabrani dan Aisyah ra)
Begitu muliannya perbuatan sederhana ini, kita sisa menumbuhkan sifat peduli, berbagi, walaupun sedikit, walaupun kita juga butuh, Insya Allah.. kita hanya perlu YAKIN bahwa semua itu aka nada gantinya yang lebih baik… Mari Menularkan keceriaan,
 
 
Blogger Templates