Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 14 Mei 2011

Moment Penting Dalam Sejarah Penyakit Menular di Dunia


Sangat penting melihat sejarah untuk memperkirakan apa yang akan terjadi kedepan. Berikut beberapa moment penting dalam sejarah penyakit menular di dunia. Menurut anda apa yang akan terjadi Selanjutnya ?



Hipocrates ( ± 400 SM)
Beliau yang pertama kali memperkenalkan teori tentang hubungan penyakit dengan lingkungan. Lebih dikenal sebagai bapak kedokteran, makanya namanya kemudian diabadikan sebagai Sumpah bagi para Calon Dokter ketika telah selesai menyelesaikan pendidikannya.

Black Death (1300-an)
Pandemik Plague (Penyakit Pes) di Eropa diyakini sebagai Bubonic Plague yang disebabkan oleh Yersinia pestis dan disebarkan oleh kutu, membunuh lebih dari 20 juta orang.

Frascatoro (Akhir 1400-an, awal 1500-an)
Beliau menulis buku On Contagion yang berisi mengenai penyakit menular dan pengobatannya. Tulisan itu merupakan salah satu karya tulis pertama dan terkenal untuk merumuskan teori kohesif mengenai penyakit menular.

Wabah Cacar (awal 1500-an)
Kedatangan bangsa Spanyol di Amerika menjadi awal masuknya cacar ke dalam bangsa Aztec tanpa kekebalan terhadap penyakit tersebut membunuh lebih dari separuh populasi pada saat itu.

John Graunt (1662)
Dokumen pengamatan alamiah dan politis yang dibuat berdasarkan cacatan kematian (Natural and Political Observation Made upon the Bills of Mortality) merupakan salah satu cacatan data pertama terkait kematian dan kelahiran, dan mengungkap bahwa terdapat suatu pola determinan distribusi penyakit .

Anton Van Leeuwenhoek (1632)
Karena temuan mikroskopnya, untuk pertama kalinya mikroba dapat dilihat.

Edward Jenner (akhir 1700-an)
Bapak Vaksinasi modern, Edward Jenner melakukan eksperimen dengan memberi pajanan cacar sapi untuk mencegah cacar air. Setelah melakukan pengamatan bahwa wanita pemerah susu sapi (yang selalu terpajan pada cacar sapi) jarang terinfeksi cacar air.

John Snow (Pertengahan 1800-an)
Menggunakan metode epidemiologis untuk mengidentifikasi sumber kolera yang mencemari air di London yang menewaskan Ribuan orang. Beliau mematahkan teori bahwa Kolera ditelurakan melalui udara, dan menjawab Cholera is Waterborne Disease. Beliau kemudian dikenal sebagai Bapak Epidemiologi Modern.

William Far (1839)
Beliau dokter yang diberikan tanggung jawab di bagian statistik kedokteran pada kantor cacatan umum di Inggris. Beliau mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian. Selama 40 tahun kemudian ia mengembangkan tradisi penerapan data statistik vital untuk mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat. Tradisi inilah yang kemudian mengangkat nama William Far sebagai bapak Surveillans Modern.

Ignaz Semmelweis (Tahun 1840-an)
Menemukan pentingnya mencuci tangan di klinik untuk mengurangi kematian pasca melahirkan karena demam puerperal,infeksi bakteri yang menyebabkan sepsis dan bahkan kematian setelah melahirkan. Setelah kematian telah banyak terjadi, rekomendasi Ignaz Semmelweis terkait mencuci tangan akhirnya dilaksanakan.

Robert Koch (akhir 1800-an)
Penanda pemikiran dalam bidang epidemiologi penyakit menular. Robert Koch mengaitkan penyakit dengan mikroorganisme penyebab spesifik dan menyusun postulat yang kita kenal dengan postulat Koch yang masih digunakan sampai sekarang dalam menentukan hubungan antara pajanan pada mikroorganisme dan penyakit atau bahkan lebih luas lagi diterapkan pada kondisi kesehatan lainnya.

Pandemik Influenza Spanyol (1918)
Membunuh lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia, virus tersebut menyebabkan lebih banyak kematian daripada Perang Dunia I, namun di satu sisi juga berperan menghentikan pandemik ini.

Alexander Langmuir (1949)
Mendirikan institusi yang berfokus pada cabang epidemiologi yang kini menjadi Center of Disease (CDC) dan kemudian Epidemic Intelligence Service (EIS)

Flu Asia (1957)
Wabah ini disebabkan Virus dengan Strain H2N2 tipe A, Virus ini memakan korban kurang lebih 1 juta orang.

Filovirus ditemukan (1967)
Keluarga virus baru yang menyebabkan Case Fatality Rate (CFR) yang tinggi dan mampu membunuh populasi secara cepat telah berhasil ditemukan. Virus ini termasuk virus Marburg dan berbagai macam strain virus ebola.

Flu Hongkong (1968)
Virus dengan strain H3N2 tipe A ini telah memakan korban jutaan orang.

Pemberantasan Cacar Air (1980)
WHO menyatakan cacar air telah diberantas di seluruh dunia. Kampanye serupa juga dilakukan untuk polio dan campak, target keduanya belum tercapai hingga sekarang (2011).

Virus Penyebab AIDS ini ditemukan (Pertengahan 1980-an)
HTLV-III/LAV ditemukan pada darah pasien AIDS (1983-1985), di tahun 1986 virus yang menyebabkan AIDS disebut HIV.

Kemunculan E-Coli O157: H7 (1982)
Ditemukannya pathogen yang amat berbahaya bagi manusia yang ditularkan melalui sumber makanan seperti daging sapi atau produk tanaman.

Infeksi Human Papilomavirus (Strain HPV-16 dan HPV-118) (1990-an)
Infeksi HPV ini lebih sering dikaitkan dengan kanker Serviks, namun pada tahun 2007 suatu penelitian menyatakan bahwa kanker tenggorokan dan mulut juga mungkin disebabkan oleh infeksi HPV.

SARS (1996)
Ditemukan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) sangat mudah menular, dan memiliki CFR yang tinggi,koordinasi cepat secara global berhasil mengurangi kematian, meskipun terdapat potensi wabah yang luas.

Flu Burung (H5N1) (1997)
Kasus pertama strain Influenza yang baru. Virus H5N1 ini sangat berbahaya dan peningkatan jumlah kasus penularan dari unggas ke manusia telah terjadi tahun 2007, meskipun penularan dari orang ke orang masih belum terjadi hingga saat kini, atau masih jarang terjadi.

Flu Meksiko H1N1(2009)
Virus yang lebih dikenal dengan Flu Babi dengan Strain H1N1 tipe A ini memiliki CFR yang tinggi. Kasus ini mewabah ke seluruh dunia namun masih mampu dikendalikan.

NEXT Moment…..?

1 komentar:

  1. hweee ... menyeramkan seolah semakin maju manusia dengan teknologinya, semakin maju pula para virus dan bakteri pembawa penyakit, salam kenal ^^

    BalasHapus

 
 
Blogger Templates